2015_TS_PP_GALIH_WIRIA_SWANA_1-COVER_.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_GALIH_WIRIA_SWANA_1-BAB_1_.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_GALIH_WIRIA_SWANA_1-BAB_2.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_GALIH_WIRIA_SWANA_1-BAB_3.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_GALIH_WIRIA_SWANA_1-BAB_4.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_GALIH_WIRIA_SWANA_1-BAB_5.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_GALIH_WIRIA_SWANA_1-BAB_6.pdf
PUBLIC Alice Diniarti 2015_TS_PP_GALIH_WIRIA_SWANA_1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Alice Diniarti
Dalam perencanaan pekerjaan rekayasa, khususnya pembangunan terowongan,
heterogenitas dan diskontinuitas massa batuan seringkali menjadi kendala. Salah
satu cara untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan melakukan klasifikasi
massa batuan. Secara umum terdapat berbagai metode empiris dalam klasifikasi
massa batuan, yang tiga di antaranya cukup populer di Indonesia yaitu Rock Mass
Rating (RMR), indeks Q, dan Geological Strength Index (GSI). Dalam penelitian
ini akan dibahas perbandingan dari tiga klasifikasi massa batuan tersebut dengan
tujuan utama untuk mengkaji metode yang paling cocok digunakan pada daerah
rencana Terowongan Jalan Tol Cisumdawu. Rencana terowongan tersebut terletak
di Kelurahan Pamulihan, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Sumedang,
Provinsi Jawa Barat, dan tersusun atas Formasi Endapan Gunungapi Muda Tak
Teruraikan (Qyu) yang berada pada satuan geomorfologi perbukitan vulkanik
curam. Terdapat empat jenis kelompok massa batuan di sepanjang rencana
terowongan yaitu tuf-tuf lapili masif, tuf sisipan batuan beku, tuf-tuf lapili dengan
bidang kontak, dan tuf-tuf lapili dengan retakan-retakan kecil. Hasil analisis
klasifikasi massa batuan memperlihatkan bahwa massa batuan di sepanjang
rencana terowongan memiliki nilai RMR berkisar antara 20-31 (berada pada kelas
buruk hingga sangat buruk), berdasarkan nilai indeks Q berkisar 0,0125 – 0,06
(berada pada kelas buruk ekstrim/extremely poor), dan nilai GSI pada rentang
nilai 11 hingga 25 (disintegrated rock mass). Berdasarkan hasil-hasil analisis
tersebut telah diperoleh nilai properti mekanik massa batuan dan jenis perkuatan
yang lebih lanjut digunakan sebagai dasar dalam analisis kestabilan terowongan.
Hasil analisis kestabilan terowongan memperlihatkan bahwa klasifikasi GSI
memiliki hasil yang paling cocok digunakan pada daerah rencana Terowongan
Jalan Tol Cisumdawu yang umumnya tersususn atas jenis batuan lemah (weak
rock), dibandingkan dengan kedua klasifikasi massa batuan lainnya.