digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Permasalahan sampah menjadi suatu hal yang klasik bagi berbagai kota di Indonesia dan seolah menjadi bom waktu yang tidak dapat dielakkan, begitu juga dengan Kota Cimahi. Seiring peningkatan pertumbuhan penduduk, timbulan sampah pun meningkat secara berbanding lurus. Timbulan sampah masyarakat Kota Cimahi adalah sebesar 292,56 ton/hari. Adanya rencana penggantian TPA dari TPA Sarimukti ke TPA Legok Nangka di kawasan Nagreg karena adanya batasan daya tampung akan menimbulkan permasalahan tertentu. Jarak yang ditempuh dari Kota Cimahi ke TPA Legok Nangka adalah ± 62 km, jarak ini dua kali lipat dari jarak Kota Cimahi ke TPA sebelumnya yaitu ± 34,5 km. Salah satu kendala besar yang dihadapi dalam keberadaan TPA di luar kota tentunya adalah operasi transportasi sampah, dan juga masalah pembiayaan transportasi sampah yang semakin tinggi dan cenderung menjadi peningkatan beban pembiayaan. SPA merupakan salah satu jawaban yaitu pengurangan volume sampah dengan pengolahan dan pemadatan, serta memperpanjang usia layan TPA. Selain itu pembangunan SPA dapat menekan biaya pengangkutan. Dengan demikian diperlukan adanya perancangan infrastruktur SPA skala kawasan untuk Cimahi Tengah. Berdasarkan sampling serta perhitungan yang dilakukan, timbulan sampah Cimahi Tengah saat ini mencapai 839 m3/hari dengan komposisi sampah terbesar berjenis sampah organik (55,8%), plastik (16,8%), serta kertas (9,3%). Berdasarkan potensi pengolaha, maka ditentukan beberapa alternatif fasilitas, yang utama adalah alat kompaksi, conveyor belt untuk pemilahan sampah anorganik, area unloading-loading beserta ramp.