digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO di tahun 2013, tingkat konsumsi produk tembakau di negara-negara maju mengalami penurunan, di sisi lain, pada Negara berkembang seperti Indonesia, dimana merokok dipandang sebagai hal yang lazim, tingkat produksi serta konsumsi produk tembakau naik secara berlipat beberapa tahun kebelakang, yang pada umumnya disebabkan oleh pertumbuhan populasi di Indonesia. Data dari WHO pada tahun 2008 apabila pemerintah tidak mengambil tindakan yang signifikan untuk melawan tingginya tingkat konsumsi rokok, korban jiwa dari rokok dapat meningkat hingga lebih dari delapan juta jiwa. Sebagai bentuk tanggung jawab moral untuk menurunkan tingkat konsumsi rokok, pemerintah Indonesia melalui Peraturan Pemerintah (PP) No 109 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2013 telah mewajibkan seluruh produk tembakau yang didistribusikan dan dijual di Indonesia untuk menempatkan peringatan bahaya merokok bergambar untuk membuat konsumen terekspos oleh dampak negatif yang dapat terjadi akibat merokok, yang diharapkan dapat secara efektif mengurangi tingkat konsumsi rokok di Indonesia. Oleh karena itu, memahami bagaimana pengaruh persepsi label peringatan bergambar pada kemasan rokok terhadap keinginan untuk berhenti merokok sangatlah penting untuk mengetahui efektivitas kebijakan pemerintah yang sedang berjalan untuk mengurangi konsumsi rokok di Indonesia. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam riset terapan ini untuk mendapatkan informasi dari 408 perokok Indonesia mengenai pengaruh persepsi label peringatan bergambar pada kemasan rokok terhadap keinginan untuk berhenti merokok