digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 PANDU KHARISMA (NIM : 12114008)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 PANDU KHARISMA (NIM : 12114008)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 PANDU KHARISMA (NIM : 12114008)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 PANDU KHARISMA (NIM : 12114008)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 PANDU KHARISMA (NIM : 12114008)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA PANDU KHARISMA (NIM : 12114008)
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Kegiatan penambangan bawah tanah dapat memberikan dampak langsung terhadap kestabilan massa batuan. Metode penambangan bawah tanah block caving dapat memberikan risiko untuk para pekerja yang bekerja di sekitar area tersebut. Hal yang akan menjadi perhatian utama dalam sistem penambangan ini adalah kaitannya dengan dynamic rock mass failure, yang sering disebut dengan mining induced seismicity. Ketika kondisi tegangan yang lebih tinggi ditemui (biasanya pada kedalaman), atau pada kondisi geologi yang tidak menguntungkan, massa batuan memiliki kemungkinan untuk menghasilkan peristiwa seismik yang lebih besar. Ketika failure pada massa batuan menghasilkan kerusakan yang besar terhadap lubang bukaan, hal tersebut dapat diindikasikan sebagai rockburst (Ortlepp, 1997). Rockbursting adalah salah satu bahaya terbesar yang ada pada lingkungan tambang bawah tanah dan memberikan risiko signifikan terhadap pekerja, peralatan tambang, serta lubang bukaan. Pada studi ini dipilih lokasi penelitian pada level produksi yang berkedudukan pada Level 2590 mdpl yang merupakan wilayah produksi dari tambang block caving XYZ PT ABC, dengan litologi batuan Diorite yang tersebar homogen. Data mikroseismik dapat memberikan wawasan tentang perubahan dalam geologi lokal dan kondisi tegangan dalam massa batuan. Mengidentifikasi kondisi yang cenderung menghasilkan peristiwa seismik besar (bahaya tinggi) sebelum terjadinya failure pada massa batuan adalah kunci untuk meminimalkan risiko. Tujuan utama pemantauan seismik di tambang antara lain untuk menunjukkan lokasi potensi kerusakan akibat rockburst. Hubungan antara pergerakan massa batuan terbesar (PPV) dengan potensi kerentanan penggalian (EVP) pada Skala Kerusakan Rockburst (RDS) yang direkomendasikan oleh Kaiser, dkk (1992) dapat menunjukkan rentang nilai PPV (m/s) untuk masing-masing skala kerusakan. Pada panel drift dan drawpoint : nilai PPV untuk R1 = 0 m/s – 0.857 m/s ; R2 = 0.857 m/s – 2.25 m/s ; R3 = 2.25 m/s – 2.97 m/s ; R4 = 2.97 m/s – 3.97 m/s ; R5 = 3.97 m/s – tidak terdefinisi. Pada persimpangan (intersection) : nilai PPV untuk R1 = 0 m/s – 0.285 m/s ; R2 = 0.285 m/s – 0.75 m/s ; R3 = 0.75 m/s – 1 m/s ; R4 = 1 m/s – 1.35 m/s ; R5 = 1.35 m/s – tidak terdefinisi.