digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Beberapa dekade terakhir industri farmasi telah mengalami banyak perubahan, sebagai dampak dari peningkatan persaingan global. Dalam rangka meningkatkan daya saingnya, produsen obat berlomba untuk lebih unggul dalam pelaksanaan operasionalnya. Optimalisasi dilakukan terhadap semua proses yang terlibat dalam pembuatan obat, termasuk operasional di laboratorium pengawasan mutu. Tantangan utama dalam mengimplementasikan efisiensi di laboratorium pengawasan mutu adalah mengatasi persepsi bahwa bahwa standar kinerja bagian ini berbeda. Pengelolaan sumber daya dan penjadwalan analisa di laboratorium pengawasan mutu sering diabaikan sebagai area perbaikan yang potensial dan sebagai salah satu faktor kunci dalam kelancaraan pelaksanaan analisa. Penelitan ini berharap untuk menemukan cara pemodelan sumber daya manusia di laboratorium pengawasan mutu yang sesuai untuk memproyeksikan jumlah analis yang dibutuhkan untuk mendukung aktivitasnya. Penelitan ini dimulai dengan menetapkan standar waktu kerja analisa berdasarkan data retrospektif waktu tunggu analisa dalam kurun waktu 2010-2017. Selanjutnya peneliti menetapkan waktu kerja yang tersedia dengan membuat beberapa kemungkinan pengaturan pola kerja. Pola kerja yang dimaksud adalah beberapa pilihan pola kerja seperti pola kerja normal, lembur, pola kerja campaign, hingga pola kerja dengan penambahan analis. Kapasitas laboratorium selanjutnya dapat dihitung dengan membagi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan beban kerja terhadap waktu kerja yang tersedia. Penelitian ini menghasilkan informasi yang dapat dimanfaatkan pimpinan laboratorium pengawasan mutu untuk mengetahui kapasitas di unit kerjanya, merencanakan pola kerja yang efektif untuk meminimalkan biaya yang tapi tetap menjaga output maksimal. Data ini juga dapat digunakan juga untuk merencanakan pengembangan analis, menambahkan kemampuan analis untuk mendukung analisa lini kerja lainnya. Langkah perencanaan merupakan langkah strategis dan taktis di dalam mengelola operasi laboratorium, dalam rangka mencapai produktivitas yang ditergetkan di laboratorium. Langkah terakhir dalam penelitan ini adalah menetapkan pola pemantuan kinerja untuk laboratorium selalu keadaan terkontrol.