Latar belakang dan tujuan: Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah, pada pria lebih dari 7,0 mg/dL dan pada wanita lebih dari 6,0 mg/dL. Di Indonesia tercatat prevalensi terjadinya
hiperurisemia adalah sebesar 32% pada masyarakat usia di bawah 34 tahun dan terus meningkat setiap tahunnya. Pengembangan obat baru yang potensial untuk mengendalikan asam urat perlu dilakukan, sehingga penting untuk dilakukan penelitian obat yang dapat menurunkan kadar asam urat dari suatu tanaman obat yang memiliki efektifitas yang tinggi dan terjamin keamanannya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji pengaruh ekstrak daun dan kulit buah melinjo pada tikus jantan hiperurisemia biji melinjo (Gnetum gnemon L.). Metode: Induksi dilakukan dengan makanan tinggi purin yaitu suspensi simplisia biji melinjo
dengan dosis 4,5 g/kg bb selama 9 hari. Allopurinol dan probenesid digunakan sebagai pembanding dalam menurunkan kadar asam urat dengan menggunakan alat strip test dan alat spektrofotometer uv- vis. Ekstrak etanol daun dan kulit buah melinjo diberikan masing-masing dalam 3 dosis. Hasil: Induksi dengan simplisia biji melinjo 4,5 g/kg bb selama 9 hari dapat meningkatkan kadar asam urat. Kedua metode dapat digunakan untuk mengukur kadar asam urat.
Allopurinol dan probenesid dapat digunakan untuk memvalidasi metode pengujian antihiperurisemia. Ekstrak daun melinjo 36 mg/kg bb mampu menekan kadar asam urat hingga 61,04%, sedangkan ekstrak kulit buah melinjo 13 mg/kg bb mampu menekan kadar asam urat hingga 31,25%. Kesimpulan: Simplisia biji melinjo dapat digunakan sebagai induktor hiperurisemia. Alat strip test dan
spektrofotometer uv-vis memberikan hasil yang sejalan. Ekstrak etanol daun dan kulit buah melinjo dapat menurunkan kadar asam urat.
Perpustakaan Digital ITB