digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Seiring dengan meningkatnya konsumsi energi di Indonesia, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi selaku pemerintah harus dapat menuhi kebutuhan konsumsi bahan bakar minyak bumi dengan cepat dan tepat. Salah satu tantangan yang sedang dihadapi oleh Ditjen Migas adalah kurang meratanya persebaran Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Indonesia dan tidak mengetahui dengan tepat mengenai apakah jumlah SPBU yang ada sudah mencukupi dan mengenai perencanaan jumlah dan persebaran SPBU di masa mendatang. Tantangan ini sering muncul terutama pada daerah berkembang, seperti Kabupaten Bandung. Jumlah dan persebaran SPBU di Kabupaten Bandung belum bisa dinilai merata. Hal ini dikarenakan masih tersentralisasinya SPBU di pusat kota dan industri. Selain itu, dari sejumlah 31 kecamatan yang ada, tidak terdapat SPBU satupun pada 11 kecamatan. Padahal tujuan pengaturan SPBU oleh Ditjen Migas adalah menanggapi kebutuhan konsumen dan mendekatkan fasilitas tersebut kepada konsumen. Perusahaan PT Pertamina juga harus dapat memenuhi tantangan ini, selain secara tepat namun juga secara efisien dimana dapat meminimalisir ongkos yang terlibat. Maka dari itu, melalui penelitian ini akan dikembangkan model perencanaan jumlah dan persebaran SPBU melalui model lokasi dan alokasi multi-produk, multi-periode, 2 eselon (MCMP2S) yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan ongkos minimal. Dalam model yang dibangun, terdapat pertimbangan mengenai kendaraan truk tanki berkapasitas heterogen yang digunakan untuk pengiriman dari Depo ke SPBU. Permasalahan yang dikaji merupakan skala besar dan sulit untuk diselesaikan dengan LINGO dikarenakan waktu komputasi yang besar. Karena itu, algoritma meta-heuristik tabu search dikembangkan untuk menyelesaikannya. Algoritma tabu search 2 fase yang dibangun mampu untuk mencapai solusi mendekati optimal, dimana kualitas solusinya rata-rata sebesar 99,7% dari kualitas solusi dari LINGO. Selain itu, dengan algoritma tabu search waktu komputasi dapat dihemat rata-rata sebesar 50%. Algoritma yang dibangun telah terverifikasi dan tervalidasi untuk menyelesaikan permasalahan yang dikaji.