Kecamatan Cibinong sudah memiliki Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja yang melayani 4 wilayah kecamatan di Kabupaten Bogor. Dalam pelayanannya, ditemukan adanya unit pengolahan yang tidak beroperasi. Selain itu, ditemukan juga adanya parameter kualitas effluent yang tidak memenuhi baku mutu air limbah domestik seperti parameter BOD dan COD. Masalah-masalah tersebut akan menyebabkan terhambatnya pengolahan sehingga diperlukan adanya perancangan ulang instalasi. Tujuan dari tugas akhir ini adalah membuat rencana perancangan ulang instalasi dan merancang ulang unit pengolahan yang akan dikembangkan di IPLT. IPLT Cibinong memiliki luas lahan seluas 8900 m2 dan masih terdapat 55,5% luas lahan yang dapat dikembangkan. Unit pengolahan eksisting pada IPLT Cibinong adalah Receiving Point, Digester, Sludge Drying Bed dan Biofilter Anaerob-Aerob. Dengan jumlah penduduk layanan sebesar 988.794 Jiwa, akan direncanakan pengolahan dalam dua tahap. Tahap 1 pada tahun 2020-2030 dan Tahap 2 pada tahun 2030-2040. Setelah melakukan proyeksi penduduk di akhir tahap perencanaan, maka akan didapatkan kapasitas pengolahan pada tahap 1 adalah 50 m3/hari dan tahap 2 adalah 70 m3/hari. Terdapat 3 alternatif pengolahan yang akan diajukan dengan fokus pada pengolahan stabilisasi lumpur. Alternatif yang diajukan adalah pengolahan menggunakan Anaerobic Sludge Digester, Upflow Anaerobic Sludge Blanket, dan Aerobic Sludge Digester. Berdasarkan pembobotan menggunakan Weighted Ranking Technique dengan komponen parameter berupa efisiensi, kehandalan, sludge disposal, kebutuhan lahan, dampak lingkungan, biaya O&M, biaya konstruksi, keberlanjutan dan tingkat kemudahan, maka didapatkan bahwa alternatif terpilih yang akan diterapkan pada IPLT Cibinong adalah pengolahan stabilisasi lumpur menggunakan Anaerobic Sludge Digester. Sehingga pada rencana perancangan ini, unit pengolahan akan terdiri dari Receiving Point, Anaerobic Sludge Digester, Gravity Thickener, Sludge Drying Bed, Biofilter Anaerob-Aerob, dan Desinfeksi.
Perpustakaan Digital ITB