digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cover2018[1].docx
PUBLIC Open In Flipbook Alice Diniarti

Meningkatnya pertumbuhan lalu lintas data menyebabkan permintaan yang lebih tinggi untuk komunikasi broadband. Sebelum memasuki era 5G, perlu diperhatikan penetrasi dari teknologi sebelumya yaitu 4G untuk mengetahui sejauh mana implementasi teknologi 4G sebelum ditetapkannya standar teknologi 5G. Masalah permintaan ini dapat diatasi dengan perencanaan alokasi spektrum yang baik untuk mobile broadband di Indonesia, salah satunya dengan memanfaatkan penggunaan band 2.3 GHz dan 24 GHz sebagai spektrum jaringan nirkabel gigabit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat potensi penggunaan band 2.3GHz dan 24 GHz di Jawa dan Bali. Dilihat dari penetrasi layanan internet di berbagai daerah di Indonesia, pulau Jawa dan Bali sangat padat penduduk, sehingga tidak heran jika kedua daerah ini memiliki pengguna Internet yang sangat dominan, hampir 60% dari semua pengguna internet di Indonesia berada di dua daerah ini, sebagian besar menggunakan seluler. Metodologi untuk kebutuhan spektrum 5G diadaptasi dari Korea-International Conference on Telecommunication (K-ICT) untuk International Mobile Telecommunication- 2020 (IMT 2020), untuk dapat diadaptasikan di wilayah Jawa dan Bali. Untuk layanan mobile broadband, Jakata memiliki alokasi spektrum rata-rata di atas 300MHz dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2024. Kemudian daerah Jawa Barat dan Banten yang memiliki alokasi spektrum rata-rata hingga 200MHz, untuk memenuhi kebutuhan jaringan mobile broadband dibutuhkan lebih dari 233 ribu base station. Hasil perancangan diharapkan dapat memberikan solusi untuk alokasi kebutuhan spektrum frekuensi radio khususnya di Indonesia ditahun 2020-2024.