digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DaraPTasha_17514003.pdf
PUBLIC Noor Pujiati.,S.Sos

Kepala perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Mark Smulders, menyatakan bahwa sebanyak 13 juta ton makanan di Indonesia dibuang setiap tahunnya. Sampah makanan (food waste) tersebut menghasilkan gas metana yang berbahaya karena memberi dampak pada lingkungan berupa pencemaran udara dan memicu perubahan iklim. Sebagai negara yang menduduki peringkat ke 2 penyumbang food waste, sistem makan prasmanan yang banyak diaplikasikan dalam berbagai acara di Indonesia ternyata menjadi salah satu pemicu fenomena tersebut karena mendorong tamu untuk mengambil berlebihan hingga bersisa. Untuk mencegah semakin meningkatnya angka food waste yang disebabkan oleh pola perilaku makan, maka perlu adanya suatu media yang dapat mengantisipasi dan merespon kebebasan pengambilan makanan pada saat makan prasmanan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode riset yang berfokus pada penggunanya , di mana perilaku dan kebiasaan seseorang saat makan pada kondisi prasmanan menjadi poin penting dalam prosesnya. Berdasarkan pertimbangan teori psikologi makan dan penelitian terkait sebelumnya, maka ditetapkanlah mengenai perancangan alat makan sebagai solusi terbaik yang mampu membatasi porsi pengambilan makanan tamu sehingga dapat meminimalisir makanan yang terbuang. Alat makan ini ke depannya dapat diaplikasikan ke berbagai acara dengan penerapan sistem prasmanan sebagai bentuk edukasi dan pencegahan food waste secara langsung