Perempuan suku Sasak mengonsumsi biji pinang muda (Areca catechu) untuk mencegah kehamilan. Biji pinang muda diketahui mengandung senyawa alkaloid aktif antara lain arecoline, arecaine, arecaidine, arecolidine, guvacine, guvacoline dan isoguvasine, terbukti memiliki efek antifertilitas pada mencit jantan dan betina. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati pengaruh pemberian ekstrak etanol biji pinang muda segar terhadap jumlah implantasi embrio mencit (Mus musculus). Biji pinang muda segar diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, maserat difiltrasi, sisa pelarut dievaporasi, kemudian ekstrak pekat dikeringkan dan dilarutkan dalam pelarut NaCMC 0,25% sesuai dosis. Mencit betina umur 3 bulan dengan usia kebuntingan (UK) 0 hari dikelompokkan ke dalam 5 kelompok yaitu (I) kontrol akuades dan (II) kontrol pelarut, (III) perlakuan dosis 500; (IV) 600; dan (V) 700 mg/kg bb/hari (@ 5 ekor/kelompok). Perlakuan diberikan dari UK 0 hari sampai dengan UK 4 hari secara oral gavage. Mencit betina dibunuh pada UK 9 hari dengan menggunakan CO2 dan dibedah untuk diisolasi ovarium dan uterus. Jumlah korpus luteum pada ovarium, jumlah implantasi embrio, jumlah embrio hidup, jumlah embrio resorpsi, dan jumlah embrio mati di dalam uterus dihitung di bawah mikroskop bedah stereo. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Kruskal Wallis. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa rata-rata jumlah implantasi embrio (%) pada mencit betina bunting yang diberi perlakuan ekstrak etanol biji pinang muda segar menurun sejalan dengan peningkatan dosis secara signifikan (P
Perpustakaan Digital ITB