Variasi Mesoscale Convective Systems (MCSs) di Benua Maritim Indonesia
(BMI) selama 5 tahun pada periode (2010-2014) telah diinvestigasi menggunakan
metode implementasi teori grafik Grab em Tag em Graph (GTG) dengan data
brightness temperature Geostationary Meteorological Satellite Infrared.
Penelitian ini didasari adanya indikasi umum mengenai keberadaan kluster sistem
konvektif yang bervariatif di wilayah ekuator oleh beberapa studi sebelumnya.
Hasil menunjukkan bahwa pada 6 tipe MCSs secara keseluruhan memiliki variasi
luasan sebesar 30,400-617,200 km2, durasi 3-72 jam, dan eksentrisitas 0,2-0,97.
Jumlah kejadian 6 tipe MCS di wilayah BMI secara temporal membentuk pola
dua puncak pada bulan Maret-April-Mei (MAM) dan September-Oktober-
November (SON). Secara spasial wilayah dengan densitas kejadian terbesar
terjadi pada wilayah pola hujan ekuatorial, dengan dominasi jumlah kejadian
MCS pada wilayah ekuatorial mencapai 787 kali/tahun, sedangkan wilayah utara
dan selatan di luar wilayah polygon ekuatorial laju kejadian per-tahun mencapai
217 kali/tahun dan 571 kali/tahun. Fase matang MCS paling banyak terjadi secara
nocturnal. Hasil di wilayah studi menunjukkan adanya perbedaan dengan wilayah
Amerika Serikat (AS) dan Cina, yaitu pada proporsi jumlah kejadian tipe circular
dengan linear, dimana di wilayah AS dan Cina kejadian MCS tipe linear lebih
banyak dibandingkan tipe circular, sedangkan di wilayah BMI proporsi kejadian
linear seimbang dengan tipe circular. Kejadian MCS umumnya mengikuti pola
konvergensi transport kelembaban, dimana pola konvergensi terbesar
mendominasi wilayah polygon ekuatorial. Dalam penelitian ini kuatnya
konvergensi transport kelembapan level bawah di wilayah kajian merupakan
aspek dinamika penting dalam kontriibusi besar kecilnya anomali jumlah kejadian
MCSs.
Perpustakaan Digital ITB