digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK YOSIK NORMAN
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER YOSIK NORMAN
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 1 YOSIK NORMAN
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 2 YOSIK NORMAN
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 3 YOSIK NORMAN
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 4 YOSIK NORMAN
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

BAB 5 YOSIK NORMAN
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

PUSTAKA YOSIK NORMAN
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

LAMPIRAN Yosik Norman
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Variasi Mesoscale Convective Systems (MCSs) di Benua Maritim Indonesia (BMI) selama 5 tahun pada periode (2010-2014) telah diinvestigasi menggunakan metode implementasi teori grafik Grab em Tag em Graph (GTG) dengan data brightness temperature Geostationary Meteorological Satellite Infrared. Penelitian ini didasari adanya indikasi umum mengenai keberadaan kluster sistem konvektif yang bervariatif di wilayah ekuator oleh beberapa studi sebelumnya. Hasil menunjukkan bahwa pada 6 tipe MCSs secara keseluruhan memiliki variasi luasan sebesar 30,400-617,200 km2, durasi 3-72 jam, dan eksentrisitas 0,2-0,97. Jumlah kejadian 6 tipe MCS di wilayah BMI secara temporal membentuk pola dua puncak pada bulan Maret-April-Mei (MAM) dan September-Oktober- November (SON). Secara spasial wilayah dengan densitas kejadian terbesar terjadi pada wilayah pola hujan ekuatorial, dengan dominasi jumlah kejadian MCS pada wilayah ekuatorial mencapai 787 kali/tahun, sedangkan wilayah utara dan selatan di luar wilayah polygon ekuatorial laju kejadian per-tahun mencapai 217 kali/tahun dan 571 kali/tahun. Fase matang MCS paling banyak terjadi secara nocturnal. Hasil di wilayah studi menunjukkan adanya perbedaan dengan wilayah Amerika Serikat (AS) dan Cina, yaitu pada proporsi jumlah kejadian tipe circular dengan linear, dimana di wilayah AS dan Cina kejadian MCS tipe linear lebih banyak dibandingkan tipe circular, sedangkan di wilayah BMI proporsi kejadian linear seimbang dengan tipe circular. Kejadian MCS umumnya mengikuti pola konvergensi transport kelembaban, dimana pola konvergensi terbesar mendominasi wilayah polygon ekuatorial. Dalam penelitian ini kuatnya konvergensi transport kelembapan level bawah di wilayah kajian merupakan aspek dinamika penting dalam kontriibusi besar kecilnya anomali jumlah kejadian MCSs.