Berdasarkan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), trend perdagangan dari tahun 2011 menunjukkan peningkatan permintaan minyak kelapa sawit atau CPO. Salah satu daerah yang memiliki produksi utama adalah Sumatera. Perencanaan layout terminal curah cair CPO untuk mengantisipasi peningkatan jumlah ekspor CPO dari Pelabuhan Pulau Baai dan Bengkulu mempunyai nilai tambah sebagai potensi ekspor karena memiliki pelabuhan tertutup alami.
Perhitungan potensi CPO diawali data hektar luas Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) yang diproyeksikan sampai 20 tahun mendatang berdasarkan trend dengan Microsfot Excel. Lalu luas PKS dikonversi menjadi ton kelapa sawit dan ton CPO, dan dilanjutkan dengan penjumlahan ton CPO dari setiap kabupaten yang menjadi hinterland. Jumlah potensi CPO yang didapat dari setiap kabupaten dikalikan dengan presentase kontribusi menurut perhitungan jarak terhadap pelabuhan Pulau Baai maupun pelabuhan lainnya.
Perencanaan layout terminal yang utama dipengaruhi oleh potensi CPO dari darat lalu dipengaruhi jenis dan frekuensi kunjungan kapal. Khusus operasi darat, perencanaan layout dimulai saat unload CPO dari truk, dipompa melalui common manifold menuju storage tank untuk penyimpanan, dan dipompa ke jetty sampai akhirnya load CPO ke kapal.
Penentuan layout berdasarkan potensi CPO, asumsi jumlah perusahaan yang akan memakai terminal untuk operasi darat, serta jenis dan frekuensi kapal untuk operasi laut. Dari hasil pengolahan jumlah CPO, diperlukan 4 tank farm dan pompa berkapasitas 0,0546 m3/detik untuk unload dari truk dan 0,8568 m3/detik untuk load ke kapal. Diperkirakan kapal yang bersandar maksimal 24 jam dan terminal beroperasi penuh dalam 24 jam sehari.
Perpustakaan Digital ITB