Pembangunan pesat terjadi di daerah Jakarta, dimana terjadi pertambahan daerah pemukiman dan industri sedangkan ruang terbuka hijau semakin berkurang. Pembangunan ini dapat menimbulkan perbedaan temperatur permukaan antara daerah perkotaan dengan daerah sekitarnya. Perbedaan temperatur ini dapat menyebabkan terbentuknya urban heat island, yaitu suatu fenomena dimana temperatur di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Selain itu, peningkatan dari temperatur dapat mempengaruhi tingkat
kenyamanan di suatu daerah. Dalam penelitian ini digunakan data citra satelit Landsat 5 TM untuk melihat pengaruh perubahan tutupan lahan terhadap persebaran urban heat island di Jakarta. Selain itu, digunakan Thermohygrometric Index (THI) untuk mengukur tingkat kenyamanan di Jakarta.
Hasil pengolahan citra satelit Landsat 5 TM menunjukkan bahwa persebaran urban heat island mengikuti perubahan tutupan lahan yang terjadi di Jakarta.
Perubahan tutupan lahan yang paling banyak terjadi adalah perubahan tutupan lahan vegetasi menjadi pemukiman. Selain itu terjadi peningkatan intensitas
urban heat island pada periode 2005-2009. Daerah yang memiliki intensitas urban heat island kuat berada di daerah Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Depok, dan Bekasi. Daerah yang memiliki intensitas urban heat island kuat memiliki tutupan lahan pemukiman dan daerah dengan intensitas urban heat island lemah berada di daerah dengan vegetasi yang luas. Tingkat kenyamanan di Jakarta menunjukan penurunan tingkat kenyamanan pada periode 2005-2009. Daerah yang memiliki tingkat pembangunan tinggi memiliki tingkat kenyamanan yang lebih rendah
dibandingkan dengan daerah dengan tingkat pembangunan yang rendah.
Perpustakaan Digital ITB