Hyptis pectinata Poit yang merupakan salah satu tanaman marga Labiateae, secara tradisional telah lama digunakan sebagai obat-obatan. Di Indonesia, tanaman ini tumbuh subur dan mudah didapat pada tempat-tempat yang cukup sinar mataharinya. Dari aspek kimianya, tanaman Hyptis pectinata pertama kali diteliti oleh Gorter (1920) dan menemukan suatu senyawa hiptolida yang berasa pahit dart daun tanaman ini. Struktur hiptolida yang pertama kali diusulkan Gorter telah disempurnakan oleh Birch dan Butler (1964) dan akhirnya oleh S.A. Achmad (1987). Mengingat bahwa hiptolida dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup besar, yakni sekitar 2 % dari daun Hyptis pectinata Poit, maka dalam penelitian ini hiptolida telah diisolasi dan digunakan sebagai bahan baku untuk keperluan sintesis. Hiptolida yang diisolasi mempunyai titik leleh, 87 - 88 °C, dan kromatografi lapisan tipis menghasilkan Rf = 0,82 (eluen CHC13). Sedangkan penetapan struktur dilakukan dengan cara-cara spektroskopi UV, IR, MS dan NMR. Epoksidasi hiptolida dengan asam m-kloroperben zoat dalam kloroform memberikan hasil suatu zat padat (60 %), titik leleh 75-76 °C, Rf = 0,21 (eluen CHC13.
Perpustakaan Digital ITB