digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Metode geostatistik cukup diandalkan dalam mengestimasi sumberdaya batubara, karena kemampuannya dalam menghitung kesalahan estimasi (error). Geostatistik menghendaki distribusi sampel yang representatif terhadap seluruh area studi. Pada kenyataannya jarak rata-rata pengeboran yang tidak sama memungkinkan suatu hasil perhitungan under estimate atau over estimate. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan estimasi sumberdaya batubara dan pengklasifikasiannya antara data yang dibobotkan (declustering) dan tidak dibobotkan (non declustering) dengan menggunakan metode Ordinary Kriging. Kajian wilayah tambang batubara Lati, Tanjung Reudeub Kalimantan Timur pada seam R. Hasil estimasi sumberdaya batubara menunjukkan untuk data tanpa pembobotan (non declustering) sebesar 117,41 juta ton sedangkan nilai estimasi sumberdaya batubara dengan sistem pembobotan (declustering) sebesar 115,71 juta ton. Mengacu pada JORC (1999) dalam de Souze et al (2002). Eror estimasi untuk sumberdaya terukur (measured) 0-10%, terkira (indicated) 10-20% dan tereka (inferred) >20% maka hasil pengklafikasian sumberdaya batubara pada seam R di seluruh cluster pada data yang telah dibobotkan (declustering) dan tanpa pembobotan (non declustering) sumberdaya batubara pada Seam R ini tergolong pada sumberdaya batubara terukur (measured).