Truk pengangkut di Grasberg dikenal sebagai kelompok alat berat terpenting yang
dimiliki oleh perusahaan untuk mengirimkan bijih dan material sisa baik ke area dump atau pun
crusher. Kelompok truk ini terdiri dari tiga jenis utama yaitu Cat 793, Komatsu 930E/E-2 dan Cat
797 yang memiliki kapasitas rata-rata 276 metrik ton. Pekerjaan mereka didukung oleh dua
stasiun pengisian bahan bakar utama yaitu stasiun pengisian Megashop dan Surabaya yang
lokasinya terpisah. Sejak tahun lalu, kegiatan tambang lebih banyak difokuskan di area Pushback
9N dan 8E dan material sisa lebih sering diarahkan ke area pembuangan sebelah barat, yang
letaknya jauh dari fasilitas pendukung di Grasberg, terutama stasiun pengisian bahan bakar.
Masalah timbul ketika truk-truk diarahkan untuk mengisi bahan bakar setelah membuang muatan
di dump barat. Analisis menunjukkan adanya waktu tunda sebagai penyebab kerugian ini. Waktu
tunda ini meningkat selama beberapa bulan terakhir, dan ada beberapa faktor diidentifikasi
sebagai penyebab kondisi ini. Jika peningkatan waktu tunda ini dikonversikan ke biaya
operasional truk per jam, terjadi penurunan efisiensi pada proses pengangkutan di Grasberg oleh
adanya peningkatan biaya unit produksi menjadi sebesar US$ 0.05.
Beberapa analisis identifikasi telah dilakukan, seperti pada proses antrian, penentuan
lokasi dibandingkan dengan waktu perjalanan dan juga analisis kapasitas fasilitas pengisian bahan
bakar hanya untuk mengetahui penyebab utama masalah tersebut. Analisis tersebut kemudian
mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa lokasi pembuangan material sisa sekarang ini sudah
jauh dari fasilitas pengisian bahan bakar yang menyebabkan peningkatan waktu perjalanan ke
fasilitas tersebut. Lokasi stasiun pengisian bahan bakar yang sekarang dianggap sudah tidak layak
dalam memenuhi kebutuhan produksi jika disesuaikan dengan perencanaan tambang di masa
depan.
Beberapa pendekatan telah dipertimbangkan seperti analisis antrian di area layanan
pengisian bahan bakar, perhitungan dengan metode pusat gravitasi untuk menentukan lokasi
fasilitas bahan bakar yang lebih sesuai dengan kebutuhan operasi tambang di masa depan serta
analisis dengan pemrograman linear untuk mencari pemecahan masalah terhadap biaya yang
paling efisien transportasi truk ke lokasi pengisian bahan bakar. Dari pendekatan-pendekatan
tersebut diketahui bahwa hasil analisis yang paling tepat adalah memindahkan fasilitas pengisian
bahan bakar di area Surabaya ke lokasi yang lebih dekat dengan area pembuangan material sisa di
sebelah barat.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan adanya penghematan biaya sebesar kira-kira
US$ 4 juta selama tahun 2012 yang didapatkan dari gabungan biaya operasional variabel dan
tetap dari proses pengisian bahan bakar sebagai akibat dari pemindahan fasilitas Surabaya ke
tempat yang baru. Investasi modal untuk proyek ini juga telah dihitung dan ditetapkan sebesar
US$ 931.000 dengan NPV 9% sebesar US$ 875.184 selama dua tahun pertama pelaksanaan
proyek ini. Pada akhir diskusi terdapat beberapa usulan studi tambahan yang dapat diterapkan
sebagai bagian dari pencapaian efisiensi produksi tambang di masa depan.
Perpustakaan Digital ITB