PT Freeport Indonesia (PTFI) telah memasang 172 kamera vision (VisioFrothTM) di konsentrator C1 sampai C4. Kamera dipasang di setiap sel di rougher sirkuit flotasi untuk mengukur penampilan froth. Informasi dari kamera, kecepatan froth, digunakan untuk menentukan mass pull optimum yang akan diambil pada setiap sel untuk memaksimalkan kapasitas sirkuit regrind. Filosofi ini akan memberikan kesempatan untuk memaksimalkan rougher recovery di sirkuit flotasi. Instalasi sistem ini memberikan tambahan manfaat 1,0% rougher recovery, sedangkan implementasi logika novel kontrol telah mengakibatkan tambahan 2,4% rougher recovery. Produksi PTFI pada tahun 2010 menunjukkan dengan peningkatan 1,0% rougher recovery setara dengan $41.64M peningkatan pendapatan tahunan. Pada tahun 2009, penurunan keandalan
kamera menunjukkan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan rougher recovery. Skenario dampak rendah, 0,1% kehilangan tembaga rougher recovery, yang memberikan tambahan $3.0M akan digunakan sebagai dasar perhitungan. Akar masalah dari rendahnya keandalan kamera adalah usia sistem kamera USB, kabel extender
USB dan Hub USB. Tiga alternatif solusi bisnis yang dibahas adalah tetap mempertahankan sistem kamera USB saat ini, menggantikan sistem kamera USB dengan sistem kamera USB baru, dan meruntuhkan sistem kamera USB dengan penggantian sistem kamera IP. Solusi alternatif terbaik dipilih menggunakan analisa SMART berdasarkan kriteria: analisis keuangan, keandalan masa depan, waktu perbaikan, dan potensial masa depan. Sistem kamera IP
merupakan solusi yang menguntungkan untuk mengatasi masalah yang ada saat ini. Rencana pelaksanaan akan dilakukan di konsentrator C4 sebagai proyek pertama, yang meliputi empat tahap: engineering dan konstruksi, komisioning, migrasi kontrol, dan evaluasi. Kemudian
dilanjutkan di konsentrator C3, C1, dan C2.
Perpustakaan Digital ITB