digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Teknik pemeliharaan berbasis waktu adalah tindakan direncanakan yang bertujuan untuk pencegahan kerusakan dan kegagalan, ternyata belum cukup efektif untuk mencegah terjadinya kegagalan. Sehingga, perlu dilakukan analisis reliability untuk menentukan nilai Mean Time Between Failure (MTBF). Untuk melakukan analisis reliability, digunakan distribusi Weibull, karena distribusi ini dapat digunakan untuk berbagai model kegagalan baik dengan peningkatan maupun penurunan tingkat kegagalan. Dari data kerusakan komponen yang dikumpulkan di lapangan, kemudian akan ditentukan nilai Mean Time Between Failure (MTBF). Berdasarkan studi kasus di PLTU Suralaya, ditemukan bahwa kegagalan-kegagalan yang terjadi adalah akibat dari: ledakan, throat-ring patah, lower-gate macet, keausan plate, gagal start, dan kebocoran. Dari data kegagalan ini, ditentukan nilai MTBF menggunakan analisis reliability dari mesin pembangkit di PLTU Suralaya, sehingga teknik pemeliharaannya menjadi lebih efektif dan efisien. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, nilai MTBF yang diperoleh untuk setiap kegagalan adalah sebagai berikut: explosive 29784,1 jam; gagal start 2685,6 jam; kebocoran 40456,8 jam, lower gate macet 1104 jam; keausan 4378,2 jam; throat ring patah 84636,5 jam; inspeksi major tire orginal 19130,9 jam dan inspeksi major tire nonoriginal 32384,2 jam.