digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Terdapat beberapa macam metode manufaktur untuk membuat komposit berbahan dasar serat alam. Metode manufaktur yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan adalah metode hand lay-up. Untuk memperoleh karakteristik komposit yang lebih baik maka dikembangkan suatu metode yang disebut Vacuum Assisted Resin Transfer Molding (VaRTM). Metode ini memanfaatkan tekanan negative (vakum) yang digunakan untuk mengurangi kuantitas void (gelembung udara) yang banyak tertinggal dalam komposit yang menggunakan metode hand lay-up. Tujuan mengurangi void adalah untuk meningkatkan kekuatan komposit. Dalam penelitian ini penulis menggunakan serat dari bahan alam yang melimpah di Indonesia. Yang hingga kini pemanfaatan bahan tersebut masih belum optimal. Padahal dengan sifatnya yang dapat diperbaharui membuat bahan ini mudah diperoleh sebagai bahan baku serat untuk pembuatan komposit. Serat yang digunakan adalah serat sutera woven, salah satu serat berkualitas yang selama ini hanya dikenal untuk keperluan pembuatan sandang. Sebagai matriks untuk membuat komposit serat alam dalam penelitian ini adalah resin epoxy yang perlu dicampurkan diluent sebagai pengencer agar diperoleh viskositas yang rendah yang disyaratkan dalam metode VaRTM. Selain resin epoxy penulis juga menggunakan lycal sebagai matriks. Selanjutnya, penulis membuat empat macam spesimen penelitian untuk dilakukan uji tarik, yaitu : serat sutra woven (tanpa matriks), resin epoxy+diluents (tanpa serat), komposit yang dibuat menggunakan metode hand lay-up, komposit yang dibuat menggunakan metode VaRTM. Dalam penelitian tugas akhir ini spesimen akan diuji tarik dan dianalisis untuk mengetahui perbandingan sifat mekanik material komposit serat sutra berupa modulus elastisitas (E), yield strength (σys), dan ultimate strength (σu) antara kedua metode manufaktur di atas.