Kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi telah dimulai di Cekungan Sumatera Tengah sejak tahun 1930 oleh Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM). Sejak dibornya sumur Kubu-1 oleh NPPM pada tahun 1939, pemboran sumur eksplorasi untuk mencari cadangan hidrokarbon terus dilakukan di daerah Tinggian Kubu. Sampai saat ini pemboran sumur-sumur eksplorasi untuk menemukan akumulasi hidrokarbon di daerah ini masih belum menunjukkan hasil yang menggembirakan dengan rendahnya tingkat keberhasilan sumur-sumur eksplorasi di Tinggian Kubu.
Penelitian ini bermaksud untuk dapat memahami perkembangan struktur di Tinggian Kubu dalam kaitannya dengan keterdapatan hidrokarbon di daerah ini. Area penelitian difokuskan pada daerah Tinggian Kubu yang memiliki data seismik 2D termigrasi yang meliputi daerah seluas 40 km x 40 km. Penafsiran data seismik dilakukan terhadap 40 penampang seismik 2D dengan total panjang penampang kurang lebih 500 km. Penafsiran data seismik dilakukan dengan terlebih dahulu mengikat data sumur ke data seismik untuk kemudian dilakukan penafsiran batas-batas formasi regional di Cekungan Sumatera Tengah. Terdapat lima batas formasi yang diinterpretasi pada penampang seismik 2D di daerah penelitian, yaitu Formasi Telisa, Bekasap, Bangko, Menggala, dan Batuan Dasar.
Setelah dilakukan interpretasi horison pada seluruh lintasan seismik 2D di daerah penelitian, selanjutnya dilakukan pendataran horison pada daerah Tinggian Kubu untuk melihat perkembangan struktur pada saat pengendapan masing-masing horison. Merestorasi rekaman stratigrafi sebelum mengalami deformasi dapat membantu dalam memodelkan sejarah perkembangan struktur pada suatu daerah. Metode pendataran horison berupaya untuk mengembalikan efek dari proses geologi dengan menghilangkan struktur geologi yang ada pada saat ini dan mentransformasinya menjadi lapisan seperti ketika mereka diendapkan pada waktu geologi tertentu.. Metode ini menghilangkan pengaruh struktur dan mengijinkan kita untuk mengetahui kondisi geologi pada saat suatu lapisan diendapkan.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa batuan dasar pada daerah penelitian yang merupakan tinggian dan terangkat posisinya pada kondisi sekarang adalah suatu tinggian purba dan bukan merupakan produk dari aktifitas tektonik F3 di Cekungan Sumatera Tengah. Hal ini membuka kemungkinan terhadap play eksplorasi baru di daerah ini, yaitu play rekahan batuan dasar pada Tinggian Kubu. Batuan dasar pada Tinggian Kubu merupakan tinggian purba yang dalam sejarahnya tetap menjadi tinggian sejak Pra-Tersier dan telah mengalami peristiwa tektonik dan patahan yang berulang kali dan berlangsung secara lama. Kondisi ini memungkinkan bagi rekahan untuk berkembang secara baik pada Tinggian Kubu dan membuat batuan dasar pada Tinggian Kubu memiliki potensi yang baik untuk menjadi reservoar. Tinggian Kubu yang merupakan tinggian purba juga telah menjadi titik fokus dari migrasi hidrokarbon sejak Miosen Akhir. Dengan diajukannya kemungkinan play ekplorasi baru ini diharapkan dapat membuka paradigma baru dalam kegiatan eksplorasi hidrokarbon di daerah Kubu yang memiliki tingkat keberhasilan penemuan hidrokarbon yang sangat kecil pada Kelompok Sihapas.
Perpustakaan Digital ITB