digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (M. tb) yang pada umumnya menyerang paru-paru dan disebarkan melalui udara. Penyakit ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi obat-obatan anti tuberkulosis. Obat anti tuberkulosis (OAT) yang digunakan dalam terapi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu OAT lapis pertama terdiri atas isoniazid (INH), rifampisin (RIF), etambutol (EMB), streptomisin (STR), dan pirazinamid (PZA), sedangkan OAT lapis kedua meliputi exionamid, para-aminosalisilat, sikloserin, amikasin, kapreomisin, dan kanamisin. Pengobatan yang tidak sesuai aturan akan menyebabkan terjadinya Multidrug Resistance M. tb (MDR-M. tb). Badan Kesehatan Dunia mendefinisikan MDR-M. tb adalah bakteri M. tb yang resisten setidaknya terhadap INH dan RIF. Penggunaan gabungan INH dan RIF dengan PZA dapat mempersingkat waktu pengobatan. Resistensi terhadap PZA terjadi karena adanya mutasi pada gen pncA yang mengkode enzim pirazinamidase (PncA) pada M. tuberculosis. Enzim ini berfungsi mengaktivasi PZA menjadi bentuk aktifnya, pirazinoic acid (POA). Beberapa isolat klinis MDR-M. tb yang ada di Laboratorium Biokimia ITB telah diketahui mempunyai fenotipe resistensi terhadap pirazinamid, tetapi sampai saat ini belum diketahui penyebab resistensi pada tingkat genotipe. Riset ini bertujuan mencari hubungan antara resistensi pirazinamid MDR-M. tb dengan mutasi pada gen pncA.