digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2009 TA PP HAQUL BARAMSYAH 1-COVER.pdf


2009 TA PP HAQUL BARAMSYAH 1-BAB 1.pdf

2009 TA PP HAQUL BARAMSYAH 1-BAB 2.pdf

2009 TA PP HAQUL BARAMSYAH 1-BAB 3.pdf

2009 TA PP HAQUL BARAMSYAH 1-BAB 4.pdf

2009 TA PP HAQUL BARAMSYAH 1-BAB 5.pdf

2009 TA PP HAQUL BARAMSYAH 1-PUSTAKA.pdf

Bertambahnya populasi dan berkembangnya pemukiman penduduk khususnya di daerah perkotaaan seperti Jakarta mengakibatkan berkurangnya daerah resapan alami sehingga pasokan air tanah juga semakin berkurang. Air hujan yang idealnya terserap masuk ke tanah melimpas begitu saja ke area yang lebih rendah melalui selokan, sungai dan kemudian ke laut yang jika alirannya terhambat, akan menyebabkan meluasnya genangan atau disebut banjir. Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut adalah pengisian air tanah buatan (artificial recharge). Salah satu cara pengisian air tanah buatan dengan membuat waduk resapan. Waduk resapan mampu menahan air selama mungkin dan memasukkan air ke dalam air tanah yang diharapkan dapat mengurangi banjir dan mengembalikan kondisi tinggi muka air tanah, sehingga keseimbangan lingkungan dapat dicapai. Pengembangan teknologi waduk resapan ini hasil kerjasama Kementerian Ristek, BPPT, LPPM ITB, UI, Pemda DKI, Masyarakat Air Indonesia, IPB, dan instansi terkait lainnya. Lokasi penelitian merupakan lokasi pilot project untuk waduk resapan ini yang berada di dalam wilayah kampus Universitas Indonesia, Depok. Dari hasil simulasi permodelan waduk resapan dan pengukuran selama di lapangan diketahui bahwa waduk dapat meresapkan sejumlah air dalam waktu tertentu. Namun kemampuan peresapannya agak berbeda dengan hasil yang diharapkan pada awal pembangunan waduk ini. Sebagai pilot project, segala aspek yang berhubungan dengan waduk ini diharapkan dapat menjadi sumber masukan untuk pembangunan waduk resapan lainnya yang telah direncanakan oleh Pemda DKI.