COVER Garindra Rifki Maulana Abrari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Garindra Rifki Maulana Abrari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Garindra Rifki Maulana Abrari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Garindra Rifki Maulana Abrari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Garindra Rifki Maulana Abrari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Garindra Rifki Maulana Abrari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Garindra Rifki Maulana Abrari
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri transportasi udara selalu dikenal sebagai industri yang memerlukan modal yang besar dan juga industri yang sangat penuh peraturan dan regulasi. Kondisi ini tentu membatasi kemampuan individu dan kelompok tertentu yang bercita-cita untuk menyediakan layanan transportasi udara tanpa investasi yang diperlukan dan juga kemampuan teknis untuk melampaui standar yang ditetapkan oleh peraturan. Dalam studi ini, skema transportasi udara baru yang disebut maskapai white tail diusulkan untuk mengatasi masalah ini. Maskapai white tail adalah pemegang Air Operator Certificate yang mengoperasikan pesawatnya atas nama sebuah second party berdasarkan perjanjian kontrak pengoperasian. Berbagai literatur ditelaah untuk mendefinisikan model maskapai white tail mulai dari skema transportasi udara yang sudah ada, kategori biaya operasional pesawat, regulasi yang berlaku, dan juga spesifikasi pesawat yang digunakan, N219 Nurtanio. Elemen tertentu dari Business Model Canvas digunakan untuk dapat mendefinisikan karakteristik maskapai white tail dan metrik keuangan seperti NPV dan IRR digunakan untuk membandingkan kinerja maskapai white tail dengan kinerja maskapai konvensional. Hasil akhir menyimpulkan bahwa skema maskapai white tail memberikan kesempatan kepada individu atau kelompok dengan modal minimal dan keahlian minimal di bidang penerbangan untuk memasuki industri transportasi udara, cocok untuk individu atau kelompok yang ingin mengoperasikan pasangan origin-destination yang kurang berkembang, dan pilihan menjadi second party dapat dipertimbangkan jika periode operasional yang diinginkan sama dengan atau kurang dari lima tahun.
Perpustakaan Digital ITB