BAB 1 Jonwin Fidelis Fam
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Jonwin Fidelis Fam
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Jonwin Fidelis Fam
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Jonwin Fidelis Fam
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Jonwin Fidelis Fam
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Jonwin Fidelis Fam
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Jonwin Fidelis Fam
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Jonwin Fidelis Fam
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Fluid-structure interaction (FSI) merupakan fenomena mendasar dalam
lokomosi biologis, getaran terinduksi aliran pada sistem rekayasa, serta aplikasi
baru dalam sistem pemanenan energi dari aliran fluida. Dalam studi ini, kami
mengembangkan kerangka simulasi FSI resolusi tinggi yang menggabungkan
remeshed-Vortex Particle Method (R-VPM) untuk simulasi aerodinamika tak
termampatkan yang tidak tunak, dengan Corotational Beam Formulation (CBF)
untuk menangkap dinamika deformasi besar pada struktur fleksibel berdinding
tipis. Peningkatan dalam kopling gaya dan penerapan kondisi batas menghasilkan
stabilitas numerik dan akurasi yang lebih baik dalam simulasi jangka panjang.
Pemecah ini divalidasi menggunakan tolok ukur FSI yang telah dikenal dan
diterapkan pada konfigurasi bendera terbalik kompleks dalam domain 2D dan 3D.
Kerangka ini digunakan untuk menyelidiki perilaku dinamis dari tiga konfigurasi
bendera terbalik: susunan tandem, atas-bawah, dan berdampingan.
Studi sistematis menunjukkan dinamika yang bergantung pada konfigurasi:
susunan tandem dan atas-bawah menghasilkan dinamika yang serupa di domain
2D, sementara di 3D, konfigurasi atas-bawah dan berdampingan menunjukkan
kesamaan perilaku yang lebih dekat. Konfigurasi tandem secara konsisten
memunculkan gangguan aliran bangun yang meredam osilasi struktur hilir dan
membatasi keluaran energi, meskipun dilakukan variasi kekakuan. Sebaliknya,
konfigurasi atas-bawah mampu mendorong gerakan melambai yang koheren dan
menghasilkan energi lebih besar dibandingkan konfigurasi bendera tunggal dalam
berbagai rasio kekakuan. Ditemukan adanya jarak optimal pada susunan tandem
di mana keluaran energi mencapai maksimum, melalui keseimbangan antara
interaksi pusaran yang konstruktif dan gangguan timbal balik. Untuk konfigurasi
berdampingan, asimetri awal akhirnya berkembang menjadi pola osilasi sinkron
anti-fase yang stabil.
Perpustakaan Digital ITB