Kontaminasi gas kimia berbahaya pada udara merupakan suatu kejadian yang perlu
ditanggapi secara cepat dan efektif. Hal ini dikarenakan sifat dari wujud gas yang
menyebar ke segala arah, serta faktor cuaca seperti angin dan curah hujan yang
dapat mempercepat perluasan daerah kontaminasi. Oleh karena itu diperlukan
pemetaan intensitas gas kimia untuk mengetahui kondisi dari daerah
terkontaminasi. Namun pemetaan masih dilakukan oleh petugas dengan seragam
pelindung. Hal ini tidaklah etis karena membahayakan petugas yang melakukan
pemetaan dalam jangka panjang dan tidak efisien, karena sifat gas yang menyebar
ke segala arah . Karena itu, digunakanlah sebuah perangkat UGV (Unmanned
Ground Vehicle) untuk melakukan pengukuran pada permukaan, serta UAV
(Unmanned Aerial Vehicle) untuk melakukan pengukuran pada ketinggian. Sistem
kerjasama UAV dan UGV ini membawa sensor gas untuk melakukan pengambilan
data di daerah terkontaminasi. Dalam desain sistem sensor perlu dipertimbangkan
gas yang akan diukur, jumlah gas yang akan diukur, dan kondisi cuaca di tiap daerah
terkontaminasi, serta aliran udara akibat wahana yang digunakan. Dalam pengujian
gas di daerah terkontaminasi, penggunaan jenis sensor dapat diubah-ubah setiap
saat sesuai kebutuhan. Jika terdapat satu jenis gas yang akan diukur, maka dapat
menampung banyak sensor. Ruangan atau chamber dibutuhkan untuk menempatan
gas yang akan diukur agar sensor dapat melakukan pengukuran gas yang stabil.
Penggunaan wahana akan mempengaruhi hasil pengukuran sehingga diperlukan
peletakan inlet yang baik agar gas yang akan diambil sebagai sample pengukuran
jauh dari gangguan.
Perpustakaan Digital ITB