digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kontaminasi gas kimia berbahaya pada udara merupakan suatu kejadian yang perlu ditanggapi secara cepat dan efektif. Hal ini dikarenakan sifat dari wujud gas yang menyebar ke segala arah, serta faktor cuaca seperti angin dan curah hujan yang dapat mempercepat perluasan daerah kontaminasi. Oleh karena itu diperlukan pemetaan intensitas gas kimia untuk mengetahui kondisi dari daerah terkontaminasi. Namun pemetaan masih dilakukan oleh petugas dengan seragam pelindung. Hal ini tidaklah etis karena membahayakan petugas yang melakukan pemetaan dalam jangka panjang dan tidak efisien, karena sifat gas yang menyebar ke segala arah . Karena itu, digunakanlah sebuah perangkat UGV (Unmanned Ground Vehicle) untuk melakukan pengukuran pada permukaan, serta UAV (Unmanned Aerial Vehicle) untuk melakukan pengukuran pada ketinggian. Sistem kerjasama UAV dan UGV ini membawa sensor gas untuk melakukan pengambilan data di daerah terkontaminasi. Dalam desain sistem sensor perlu dipertimbangkan gas yang akan diukur, jumlah gas yang akan diukur, dan kondisi cuaca di tiap daerah terkontaminasi, serta aliran udara akibat wahana yang digunakan. Dalam pengujian gas di daerah terkontaminasi, penggunaan jenis sensor dapat diubah-ubah setiap saat sesuai kebutuhan. Jika terdapat satu jenis gas yang akan diukur, maka dapat menampung banyak sensor. Ruangan atau chamber dibutuhkan untuk menempatan gas yang akan diukur agar sensor dapat melakukan pengukuran gas yang stabil. Penggunaan wahana akan mempengaruhi hasil pengukuran sehingga diperlukan peletakan inlet yang baik agar gas yang akan diambil sebagai sample pengukuran jauh dari gangguan.