Konsep energi mekanik merupakan materi fundamental dalam Fisika Dasar, namun
sering menjadi tantangan karena sifatnya yang abstrak dan minim visualisasi.
Berdasarkan survei terhadap mahasiswa FMIPA ITB semester 2 yang telah
mengambil mata kuliah Fisika Dasar I, sebanyak 75% responden mengalami
kesulitan memahami konsep ini, terutama karena keterbatasan media pembelajaran.
Penelitian ini bertujuan merancang dan membangun alat peraga fisika berbentuk
mini roller coaster sebagai media demonstrasi konsep energi mekanik secara visual
dan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Research and
Development (R&D) dengan pendekatan Engineering Design Process (EDP)
melalui enam tahap: Ask, Imagine, Plan, Create, Test, dan Improve. Alat peraga
terdiri dari tiga lintasan yang dapat disambungkan menggunakan pin penghubung,
yaitu turunan lengkung (0,3 m), loop berbentuk lingkaran (diameter 0,15 m), serta
bukit (0,11 m) yang diakhiri pegas (0,10 m). Bola logam (diameter 3 cm) digunakan
sebagai objek bergerak. Alat peraga terbukti memenuhi aspek fungsionalitas karena
mampu memperlihatkan perubahan energi, menggunakan material yang kokoh dan
aman untuk penggunaan berulang, memastikan stabilitas struktur dan keamanan
gerak bola. Uji kinerja alat berbantu perangkat lunak Tracker memperoleh data
posisi dan kecepatan. Keberhasilan bola melewati loop lingkaran sangat bergantung
pada ketinggian awal. Bola yang dilepaskan dari ketinggian ? 0,290 m berhasil
melewati loop lingkaran dan menekan pegas, sedangkan ketinggian < 0,290 m gagal
karena kecepatan kurang dari kecepatan minimum teoritis yaitu 0,813 m/s. Saat
bola dilepas pada ketinggian 0,300 m diperlukan waktu 1,333 detik dengan 41 titik
data yang terbaca oleh analisis video Tracker. Kecepatan maksimum tercatat pada
titik ke-9 (ketinggian 0,090 m) sebesar 1,911 m/s, sedangkan kecepatan minimum
tercatat pada titik ke-32 (ketinggian 0,144 m) sebesar 0,429 m/s. Setelah melewati
lintasan turunan melengkung dengan ketinggian 0,029 m (A), kecepatan bola
sebesar 1,551 m/s, sedangkan kecepatan teoritis sebesar 2,049 m/s. Di titik-titik
lain, kecepatan eksperimen cenderung lebih rendah dibandingkan kecepatan
teoritis. Namun, pola naik-turunnya kecepatan bola mengikuti kontur lintasan yang
berubah-ubah, sesuai dengan teori. Data energi menunjukkan adanya konversi
antara energi potensial dan energi kinetik sesuai teori. Pada posisi tertinggi (0,300
m), energi potensial maksimum tercapai, dan total energi mekanik merupakan
penjumlahan dari kedua jenis energi tersebut. Namun, energi mekanik mengalami
penurunan dari awal lintasan (0,323 J) hingga akhir lintasan (0,092 J), tidak menunjukkan kestabilan. Secara teoritis, dalam sistem ideal tanpa gesekan dan
tanpa kehilangan energi, energi mekanik akan relatif konstan sebesar 0,339 J
sepanjang lintasan. Perbedaan hasil eksperimen disebabkan oleh beberapa faktor,
pertama ketidaktepatan pembacaan posisi dan ketinggian oleh perangkat lunak
Tracker akibat sudut pengambilan gambar, distorsi jarak dan sudut pandang, serta
akurasi penandaan posisi bola. Kedua bola tidak mengalami rotasi sempurna karena
adanya gesekan kinetik yang menyebabkan bola slip pada beberapa bagian lintasan.
Secara kualitatif, alat peraga ini efektif dalam mendukung pemahaman konsep
energi mekanik dan konversi energi. Namun secara kuantitatif, sistem menunjukkan
sifat non-ideal akibat adanya kehilangan energi sepanjang lintasan.
Perpustakaan Digital ITB