Katalase (EC 1.11.1.6) berperan dalam pemecahan hidrogen peroksida yang
toksik menjadi molekul oksigen dan air yang bersifat stabil dan nontoksik
bagi sel. Secara komersial, katalase dimanfaatkan untuk mengeliminasi
hidrogen peroksida pada industri makanan, tekstil, kedokteran, terapeutik,
kosmetik, dan pengolahan limbah. Hal tersebut menyebabkan permintaan
enzim ini menjadi tinggi dengan peningkatan 3,2% sejak 2023. Penggunaan
enzim di dalam negeri saat ini hampir seluruhnya diimpor dari Cina, India,
Jepang, dan Eropa, sehingga menjadi relatif mahal.
Dunia industri membutuhkan katalase yang stabil pada pH 9-11 dan suhu
40-60°C. Katalase komersial umumnya aktif pada 20-50°C dan pH netral,
sehingga memiliki keterbatasan dalam pemanfaatannya. Oleh karena itu,
diperlukan sumber katalase alternatif untuk memenuhi kebutuhan dunia
industri, salah satunya dari mikroba. Tujuan penelitian ini adalah
memproduksi dan mengkarakterisasi katalase hidroperoksidase II
rekombinan Staphylococcus equorum (rHPIISeq). Katalase ini belum
pernah diteliti sebelumnya. Metode yang digunakan yaitu teknologi DNA
rekombinan. Urutan gen hpII dioptimasi untuk menyesuaikan preferensi
kodon sel inang Escherichia coli BL21(DE3). Nilai persen basa guanin dan
sitosin (GC) serta codon adaptation index (CAI) hasil optimasi dianalisis
secara in silico dengan menggunakan perangkat lunak GenScript
(https://www.genscript.com/tools/rarecodon-analysis). Urutan gen hasil
optimasi (hpII gene-opt) kemudian disintesis dan diklon ke vektor ekspresi
pET-15b secara komersial. Dari tahapan ini dihasilkan plasmid rekombinan
pET-15bHPIISeq. Selanjutnya plasmid tersebut ditransformasikan ke sel
inang E. coli BL21(DE3) untuk mendapatkan enzim rHPIISeq.
Ekspresi gen sintetik pengkode rHPIISeq di E. coli BL21(DE3) didominasi
oleh bentuk tidak terlarut badan inklusi (BI) sebanyak >90%. Upaya
peningkatan rHPIISeq terlarut dilakukan secara in vivo dan in vitro.
Optimasi in vivo dilakukan dengan membuat variasi konsentrasi isopropil
?-D-1-tiogalaktopiranosida (IPTG) (0,1-1 mM), suhu, dan waktu
overproduksi (25 dan 37°C; 5 dan 20 jam). Optimasi in vivo juga dilakukan
dengan penambahan L-arginin 0,5% dan D-glukosa 0,5% ke media
overproduksi, serta ko-ekspresi chaperon. Chaperon yang digunakan dalam
penelitian ini adalah GroES/EL-TF (plasmid pG-Tf2), GroES/EL (plasmid
pGro7), dan kombinasi DnaK-DnaJ-GrpE-GroES/EL (plasmid pG-KJE8).
Optimasi in vitro dilakukan dengan solubilisasi fraksi BI rHPIISeq
menggunakan urea (2-8 M). Hasil solubilisasi kemudian direnaturasi
(refolding) dengan gradasi penurunan konsentrasi urea.
Pemurnian rHPIISeq terlarut dilakukan dengan beberapa metode, yaitu
kromatografi afinitas Ni-NTA, kromatografi penukar ion, filtrasi gel, dan
presipitasi amonium sulfat yang dilanjutkan dengan dialisis. Aktivitas
katalase rHPIISeq diuji secara kualitatif dan kuantitatif. Pengujian kualitatif
dilakukan dengan uji gelembung dan zimografi. Pengujian kuantitatif
dilakukan dengan metode kolorimetri menggunakan spektrofotometer UV-
Vis. Hidrogen peroksida mengoksidasi kobal (II) menjadi kobal (III) dan
reaksi diakhiri dengan pembentukan kompleks karbonat-kobaltat (III).
Aktivitas dihitung berdasarkan penurunan absorbansi ketika katalase
memecah hidrogen peroksida pada panjang gelombang 440 nm. Aktivitas
dan stabilitas rHPIISeq juga dipelajari pada berbagai pH dan suhu.
Hasil optimasi gen sintetik hpII meningkatkan kandungan GC (dari 37,6
menjadi 51,4%) dan CAI (dari 0,650 menjadi 0,813). Gen ini memiliki
ukuran 1989 pb dan mengkode 663 asam amino. rHPIISeq mengalami
penambahan 20 asam amino dibandingkan bentuk alaminya, dengan ukuran
teoritis 77,5 kDa. Kondisi optimum overproduksi rHPIISeq terlarut dan aktif
yaitu pada 25°C selama 20 jam dengan induksi IPTG 0,5 mM. Dari 1 L
kultur dihasilkan berat basah sel 1,52 ± 0,18 g yang mangandung protein
intrasel total terlarut 394,47 mg/L. Berdasarkan intensitas pita protein
ukuran 75,22 kDa pada gel SDS-PAGE, terdapat ~2,46% (9,73 ± 1,17 mg
/L) rHPIISeq pada protein total tersebut. rHPIISeq termasuk katalase
monofungsional subunit besar jika dilihat dari ukuran monomernya. Pada
umumnya kelompok katalase ini memiliki struktur homo tetramer. Namun
pada penelitian ini belum dibuktikan. Upaya peningkatan kelarutan
rHPIISeq in vivo menggunakan ko-ekspresi chaperon belum berhasil.
Solubilisasi BI secara in vitro berhasil dilakukan menggunakan urea 4 M.
Namun, pada tahapan refolding, BI kembali terbentuk.
Untuk penelitian ini, pemurnian rHPIISeq berhasil dilakukan secara parsial
menggunakan metode presipitasi amonium sulfat 40% dan dialisis, dengan
tingkat kemurnian 26,26 kali. Hasil pemurnian ini memberikan aktivitas
positif pada uji gelembung dan kolorimetri kompleks karbonat-kobaltat
(III). Katalase rHPIISeq hasil presipitasi memiliki aktivitas spesifik
3 x 10
6
± 1,58 U/mg (dengan katalase hati sapi sebagai pembanding) dan
yield 2,19%. rHPIISeq memiliki aktivitas optimum pada pH 7 dan suhu
37ºC. Enzim ini stabil pada pH 7-10 dan suhu 20-50ºC. Berdasarkan
karakteristiknya, enzim rekombinan ini dapat digolongkan sebagai katalase
alkali mesofilik. Dengan karakter tersebut, rHPIISeq berpotensi untuk
digunakan dalam aplikasi industri, khususnya yang membutuhkan kondisi
basa dengan suhu relatif dingin hingga sedang.
Perpustakaan Digital ITB