Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik. Pada zona penujaman yaitu pada pertemuan dari lempeng terdapat deretan gunungapi. Dari sekitar 500 gunung api yang ada di Indonesia 129 diantaranya digolongkan gunung api aktif. Kondisi yang demikian memberikan dampak potensi bencana seperti semburan batuan pirokiastik, aliran lava, aliran lahar, awan panas, dan bahaya-bahaya lain yang berbeda antara satu gunung dengan gunung lainnya. Aliran lahar adalah salah satu bahaya gunung api yang paling mematikan, baik lahar letusan maupun lahar dingin. Perkembangan teknologi Sistem Informasi Geografik (SIG) dan ketersediaan Digital Terrain Model (DTM) dengan tingkat akurasi yang semakin meningkat memberikan alternatif pemanfaatan teknologi SIG dalam prediksi dan pemantauan dampak dari suatu letusan gunung api terhadap wilayah di sekitarnya. Pada tesis ini dilakukan pemodelan aliran lahar untuk memprediksi wilayah bahaya landaan lahar dengan memanfaatkan teknologi SIG dan DTM. Pemodelan aliran lahar dititik beratkan pada arah aliran lahar, ketinggian terrain, serta kecepatan aliran dengan menggunakan metode dynamic spatial modelling. Areal studi adalah wilayah Gunung Galunggung pada letusan tahun 1982. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa daerah landaan hasil pemodelan sesuai dengan kondisi sebenarnya seperti yang dipetakan oleh Direktorat Vulkanologi.
Perpustakaan Digital ITB