Perpustakaan Digital ITB

Sesaat ini gedung kantor berlantai 23 sedang dibangun pada lokasi rahasia. Gedung kantor yang aktif digunakan harus mempunyai instalasi wajib, dua dari instalasi itu Adalah instalasi plambing dan pemadam kebakaran. Lebih dari 100 tahun yang lalu hal tersebut tak diwajibkan karena kekurangan pengertian dan kekurangan teknologi maju tetapi karena urbanisasi dan perencanaan kota kompleks sistem plambing dan pemadam kebakaran diwajibkan. Di Indonesia, lokasi Gedung subjek harus menuruti regulasi lokal (di kasus Gedung subjek berupa di Jakarta) dan standar negeri (Standar Negara Indonesia) tetapi pada kasus sistem pemadam kebakaran standar negeri berbasis dari National Fire Protection Agency (NFPA) Amerika Serikat dan karena itu harus digunakan sebagai referensi juga. Mengetahui sebelumnya, kalkulasi dan desain harus dibuat dengan tujuan sistem plumbing dan pemadam kebakaran menuruti standar. Studi kasus berikut menggambarkan kebutuhan sistem pemadam kebakaran dan plambing pada gedung kantor dengan dua puluh tiga lantai. Studi ini menggambarkan Gedung yang dinyatakan ‘light hazard occupancy’ pada sisi pemadam kebakaran dan mempunyai kedudukan 6720 orang untuk plambing. Gedung kantor 23 lantai mengikuti standar NFPA 10 2022, NFPA 13 2022, NFPA 14 2019, SNI-03-1745-2000, SNI-03-3989-2000, dan Peraturan Menteri Perkerjaan Umum No: 26/PRT/M/2008 untuk sistem pemadam kebakaran sedangkan pada plambing penulis menggunakan SNI-03-7065-2005 and SNI 8153:2015 dengan Fundamentals of Fluid Mechanics (7th ed.). John Wiley & Sons, Inc dan Noerbambang, S. Moh., & Morimura, T. (1996). PERANCANGAN DAN PEMELIHARAAN SISTEM PLAMBING (6th ed.). PT. PRADNYA PARAMITA sebagai referensi penunjuk. Penelitian yang dipelajari penulis akan menunjukan apa yang dibutuhkan agar membuat sistem plambing dan pemadam kebakaran pada Gedung kantor dua puluh tiga lantai yang sesuai standar di Jakarta dengan pada waktu yang sama menjadi referensi yang baik sistem plambing dan pemadam kebakaran yang mirip.