Abstrak - Jabbar Alam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER Jabbar Alam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Jabbar Alam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Jabbar Alam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Jabbar Alam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Jabbar Alam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Jabbar Alam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Jabbar Alam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Jabbar Alam
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Proses penyeimbangan rotor merupakan langkah penting dalam menjaga umur operasional mesin rotasi di berbagai sektor industri. Setiap rotor yang berputar memerlukan penyeimbangan untuk memastikan distribusi massa merata dan menghindari getaran berlebih. Ketakseimbangan pada rotor dapat meningkatkan risiko kerusakan serta memperpendek umur operasional mesin. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan membandingkan prestasi tiga metode penyeimbangan dinamik, yaitu Metode A (tanpa pemotongan sinyal), Metode B (dengan pemotongan sinyal), dan Metode C (Time Synchronous Averaging).
Penelitian ini dilakukan pada perangkat uji rotor satu tingkat dan dua tingkat, masing-masing dengan satu dan dua bidang penyeimbangan. Pada tahap awal, dilakukan proses penyeimbangan pada rotor satu tingkat untuk mendapatkan kondisi referensi, sedangkan pada rotor dua tingkat dilakukan pengukuran getaran guna memperoleh spektrum sebagai dasar penentuan massa tak seimbang yang dipasang agar amplitudonya berbeda cukup jauh dari kondisi tersebut. Selanjutnya, pengujian pada rotor satu tingkat difokuskan untuk melihat pengaruh variasi massa tak seimbang terhadap prestasi penyeimbangan, sedangkan pada rotor dua tingkat difokuskan pada pengaruh ketakseimbangan rotor bawah terhadap prestasi penyeimbangan rotor atas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode dengan TSA menghasilkan prestasi penyeimbangan terbaik pada pengujian satu bidang penyeimbangan, baik pada rotor satu maupun dua tingkat. Pada pengujian dua bidang penyeimbangan, ketiga metode menunjukkan keunggulan masing-masing bergantung pada pengujian. Selain itu, metode tanpa pemotongan sinyal cenderung menghasilkan standar deviasi sudut fasa yang lebih besar dibandingkan metode dengan pemotongan sinyal.
Perpustakaan Digital ITB