COVER Ilham Muhammad Shuhada.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - Ilham Muhammad Shuhada.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - Ilham Muhammad Shuhada.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - Ilham Muhammad Shuhada.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - Ilham Muhammad Shuhada.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - Ilham Muhammad Shuhada.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB VI - Ilham Muhammad Shuhada.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Ilham Muhammad Shuhada
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - Ilham Muhammad Shuhada.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK) merupakan salah satu kawasan konservasi yang menjadi habitat alami kukang jawa (Nycticebus javanicus). Populasi kukang jawa terus menurun akibat perdagangan ilegal dan penyempitan habitat sehingga sebagian besar ditemukan di luar kawasan konservasi. Pada tahun 2019-2020, TBMK dipilih menjadi lokasi kegiatan reintroduksi kukang jawa oleh BBKSDA Jawa Barat dan IAR Indonesia. Namun, tingkat keberhasilan reintroduksi cukup rendah. Pemantauan atau monitoring juga belum dilakukan untuk melihat kondisi terdiri kukang jawa di TBMK.
Pemodelan pola distribusi memperlihatkan bahwa kukang jawa di TBMK cenderung berkumpul di sekitar enclave Cimulu. Hal ini memberikan indikasi rendahnya tingkat dispersal yang kemungkinan disebabkan oleh ketersediaan pakan atau vegetasi penunjang lainnya. Pernyataan tersebut divalidasi melalui penelitian ketersediaan pakan bahwa terdapat kecenderungan penurunan ketersediaan vegetasi pakan seiring menjauhi enclave Cimulu. Selain itu, penelitian mengenai kondisi vegetasi penunjang juga menunjukkan bahwa beberapa lokasi memiliki konektivitas kanopi yang rendah sehingga kukang sulit untuk menyebar pada area yang lebih luas.
Perancangan ini bertujuan untuk merancang kawasan yang dikhususkan untuk reintroduksi kukang jawa (Nycticebus javanicus) di TBMK. Perancangan akan diwujudkan dengan membuat area barrier untuk membatasi interaksi manusia dengan kukang jawa serta melakukan pengayaan vegetasi untuk meningkatkan konektivitas kanopi dan ketersediaan pakan. Area barrier dirancang dengan lebar 325 m dan luas 82,42 ha. Seluas 31 ha dari area barrier dengan FCD kategori very low dan low akan ditanami dengan 7 spesies native yang bukan pakan kukang jawa. Penanaman akan dilakukan dengan target menghasilkan jarak antar tajuk sebesar 3 m pada kondisi pertumbuhan maksimal untuk membatasi pergerakan kukang jawa sehingga dalam 1 ha akan ditanam 64 individu.
Dalam implementasi, perancangan akan dilaksanakan melalui 3 tahap yaitu nursery, barrier dan pengayaan vegetasi selama 5 tahun dengan total anggaran sebesar Rp 2.984.000.000,00. Perancangan kawasan diharapkan dapat membuat kukang jawa di TBMK menyebar pada area yang lebih luas hingga di blok perlindungan. Lebih lanjut, diharapkan perancangan ini dapat menjadikan TBMK sebagai basis kegiatan reintroduksi dan melestarikan lebih banyak kukang jawa.
Perpustakaan Digital ITB