
ABSTRAK - Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Nabila Putri Azaria Tsany
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Pembangunan Stasiun Kota sebagai bagian dari proyek MRT Jakarta dirancang
berupa struktur bawah tanah untuk mengatasi keterbatasan lahan di kawasan
dengan kepadatan infrastruktur tinggi. Dinding diafragma digunakan sebagai
elemen penahan tekanan tanah dan air tanah, serta memiliki peran penting dalam
menjaga stabilitas dan mengendalikan deformasi serta penurunan tanah selama
proses konstruksi. Penurunan tanah khususnya diamati pada bangunan eksisting
yang berjarak sekitar 4–4,5 meter dari tepi galian. Salah satu tantangan utama dalam
desain geoteknik adalah adanya ketidakpastian parameter tanah. Untuk mengatasi
tantangan tersebut sekaligus menjaga keseimbangan antara faktor keamanan dan
efisiensi biaya, analisis dilakukan dengan mempertimbangkan tiga kondisi
parameter tanah, yaitu lower bound, best estimate, dan upper bound.
Metode konstruksi yang diterapkan adalah metode top-down, menggunakan strut
sebagai elemen perkuatan yang sekaligus berfungsi sebagai lantai stasiun. Analisis
stabilitas dan deformasi dilakukan dengan pendekatan pemodelan numerik
menggunakan perangkat lunak Plaxis 2D, dengan spesifikasi panjang dinding 39,81
meter, tebal 1,2 meter, kedalaman galian 23,45 meter, dan lebar galian 20,3 meter.
Hasil analisis pemodelan menunjukkan bahwa skenario lower bound menghasilkan
desain yang tidak memenuhi standar. Hal ini ditunjukkan oleh stabilitas basal heave
(SF = 1,17) yang tidak mencapai batas aman, serta prediksi deformasi lateral (±131
mm) yang melampaui batas izin. Sebaliknya, kondisi Best Estimate berhasil
memenuhi seluruh kriteria stabilitas (SF > 1,5) dan deformasi (±69 mm), sekaligus
menawarkan efisiensi material yang signifikan. Adapun skenario Upper Bound juga
memenuhi kriteria keamanan, tetapi cenderung menghasilkan estimasi yang kurang
konservatif (underestimate). Dengan demikian, pendekatan Best Estimate
direkomendasikan sebagai pilihan desain yang paling seimbang antara keamanan
dan efisiensi. Namun, direkomendasikan agar penerapannya di lapangan harus
didukung oleh program monitoring instrumentasi yang komprehensif sebagai
langkah mitigasi.