digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Muhammad Zubayr
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Muhammad Zubayr
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Muhammad Zubayr
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Muhammad Zubayr
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Muhammad Zubayr
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

BAB 5 Muhammad Zubayr
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Muhammad Zubayr
PUBLIC Open In Flipbook Roosalina Vanina Viyazza

Penelitian ini menguji efek sinergis dari sentralisasi operasional, terapan peningkatan manajemen risiko, dan Transaction Banking Operations (TB-Ops) struktur organisasi model sebagai strategi-strategi yang dapat diterapkan bank untuk mengatasi ketidakefisienan operasional melalui prinsip dan praktik operasi tangkas yang berdampak langsung dan tidak langsung, serta signifikan dan tidak signifikan pada Bank SENTINEL Cabang Jakarta. Analisis akar penyebab yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melalui analisa 5 Whys, Fishbone, dan Pareto mengidentifikasi desentralisasi, ketidakjelasan peran dan tanggung jawab, kurangnya kesadaran risiko operasi, tidak terintegrasinya Sub-branch dan cabang, dan tata kelola sistem yang tidak praktis sebagai pendorong ketidakefisienan operasional utama. Pendekatan metode campuran yang menggabungkan analisis Structural Equation Modeling-Partial Least Squares (SEM-PLS) dari survei karyawan (n=200) dengan pembandingan beban kerja data transaksional dan Full Time Equivalent (FTE). Hasil temuan meliputi sentralisasi operasional secara signifikan meningkatkan efisiensi operasional perbankan dengan nilai (STDEV = 0,066, T = 7,056, p = 0,000). Dampak dari sentralisasi operasi adalah melalui pengurangan aktivitas yang tidak perlu dalam aktifitas operasional dan standarisasi alur kerja, sementara juga memungkinkan penghematan biaya dengan lebih dari 70% dibandingkan dengan biaya Sub-branch dan Service Point Management sebelumnya. Prinsip operasi lean menunjukkan dampak efisiensi langsung yang signifikan dengan nilai (STDEV = 0,249, T = 3,539, p = 0,000). Selain itu, sentralisasi operasi dan reorganisasi dengan TB-Ops struktur model menunjukkan efek signifikan pada tingkatan operasi tangkas, yang berarti bahwa kedua strategi yang diterapkan meningkatkan nilai operasi tangkas. Lebih jauh lagi, hasil dari peningkatan manajemen risiko menunjukkan pengaruh terhadap peningkatan efisiensi operasional, akan tetapi dengan nilai yang tidak signifikan. Hal tersebut ditunjukkan oleh hasil nilai statistik (STDEV = 0,069, T = 0,827, p = 0,408). Meskipun tidak ada pengaruh signifikan yang muncul, peningkatan manajemen risiko tetap berfungsi sebagai enabler daripada pendorong utama. Terakhir, struktur organisasi TB-Ops, yang secara praktiknya menyederhanakan dan menggabungkan beberapa departemen operasional, menunjukkan juga dampak yang tidak signifikan pada efisiensi operasional dengan nilai (STDEV = 0,240, T = 1,834, p = 0,067). Hal ini menyoroti perubahan struktural yang memerlukan optimalisasi proses yang saling melengkapi untuk mewujudkan manfaat efisiensi operasional. Studi ini meningkatkan efisiensi bank dengan menilai sentralisasi operasi, perubahan struktur organisasi, peningkatan manajemen risiko, dan praktik operasi tangkas, untuk mengatasi masalah inefisiensi operasional pada bank korporasi. Implikasi lainnya adalah analisis data beban kerja menunjukkan potensi operasi perbankan yang signifikan dalam hal FTE dan pengurangan biaya. Dengan melakukan pelacakan aktivitas operasi perbankan, analisis tolok ukur kinerja, dan analisis pengurangan biaya, sentralisasi operasi, dan penerapan struktur organisasi Transaction Banking (TB-Ops), mampu menggeser departemen yang non produktif seperti Departemen Remitansi Domestik, Departemen Foreign Remittance Departmrnt, Departemen Deposito, Departemen Manajemen Titik Layanan, dan tim operasi pembayaran cabang pembantu Surabaya. Ini meningkat sebesar 48,12%, dan Deposit and Payment Operation dapat ditingkatkan sekitar 44,60% dalam hal efisiensi FTE. Analisis pengurangan biaya dalam penelitian ini juga menunjukkan jumlah potensi pengurangan biaya baik di Cabang Pembantu Surabaya maupun Service Point Management operasi cabang pembantu Surabaya dengan operasi terbatas pada waktu transisi sebelum penghapusan penuh berpotensi mengurangi 73,20% dari total biaya dengan Rp 700.721.277,83 per tahun. Panel pengurangan biaya Lima Service Point mengurangi 76,29%, berjumlah IDR 484.599.443,39 per tahun. Lebih jauh, analisis beban kerja menunjukkan bahwa strategi gabungan sentralisasi operasi dan reorganisasi TB-Ops secara substansial mengoptimalkan alokasi Setara Penuh Waktu (FTE), mengatasi akar penyebab inefisiensi kritis seperti peran dan tanggung jawab yang tidak jelas, struktur operasi yang terdesentralisasi dan tidak terintegrasi, manajemen risiko operasional, dan pemanfaatan sumber daya yang tidak efektif. Hasil studi menekankan bahwa penegasan signifikan dari sentralisasi operasional memainkan peran penting dalam efisiensi operasional perbankan. Lean Operation juga disorot sebagai dukungan restrukturisasi efisiensi operasional perbankan di Bank SENTINEL Cabang Jakarta. Sebaliknya, meskipun peningkatan manajemen risiko dan implementasi reorganisasi TB-Ops.