Mesin Computer Numerical Control (CNC) HARTFORD memiliki tiga sumbu yaitu X, Y, dan Z yang dapat bergerak secara bersama-sama, dalam membuat suatu lintasan lingkaran dibutuhkan dua sumbu yang bergerak secara bersamaan pada suatu bidang XY, XZ, dan YZ, Dalam pengukuran kesalahan interpolasi lingkaran ini menggunakan bidang XY. Pembuatan suatu lintasan pada bidang XY memerlukan adanya koordinasi antara kedua sumbu, apabila kordinasi kedua sumbu (interpolasi) tidak sinkron akan menyebabkan kesalahan pada lintasan yang dibentuk, sedangkan untuk mengetahui unjuk kerja / sinkronisasi kedua sumbu dapat dilakukan dengan beberapa metoda, dua diantaranya melalui uji pemesinan dan menggunakan Double Ball Bar (DBB). Sebelum adanya double ballbar pengukuran kesalahan interpolasi sangat sulit untuk dilakukan karena uji pemesianan tidak hanya berupa kesalahan interpolasi saja, namun tercampur dengan kesalahan proses pemesinan (kekakuan pemesinan, ketajaman pahat, chatter, dll). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis secara deskriptif, data yang digunakan untuk penyusunan laporan merupakan hasil dari double ball bar dan uji pemesinan. Sebelum pengujian, dilakukan proses perencanaan perhitungan elemen dasar proses pemesinan, lalu dilakukan proses Analisa dan perbandingan. Dari penelitian didapatkan kesimpulan sebagai berikut, Bentuk jalur pahat antara pengujian menggunakan double ballbar dan pengujian melalui uji pemesinan memiliki jalur pahat yang sama. Pengukuran kebulatan melalui uji pemesinan masih lebih besar setelah dikurangi dengan defleksi pahat daripada nilai pengukuran menggunakan double ballbar yang selisihnya adalah 5,19 um. Pada grafik uji pemesinan terdapat palung yang diakibatkan masuknya atau mulainya pahat memotong benda kerja, jika palung tersebut diabaikan dan nilai tersebut dikurangi dengan defleksi pahat. Maka selisih antar uji pemesinan dengan double ballbar adalah 2,36 um.
Perpustakaan Digital ITB