
Dokumen Asli
Terbatas Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Peningkatan frekuensi dan kompleksitas serangan siber mendorong kebutuhan akan
sistem deteksi anomali jaringan yang adaptif dan efektif. Sistem deteksi yang ada
saat ini menghadapi berbagai tantangan, seperti tingginya tingkat false alarm,
keterbatasan sumber daya manusia dalam memvalidasi alarm, serta tidak adanya
analisis lanjutan. Tugas akhir ini mengusulkan pendekatan unsupervised learning
dan large language model (LLM) dalam pengembangan sistem deteksi anomali
jaringan untuk deteksi serangan siber. Pendekatan unsupervised learning
menggunakan model K-Means Clustering, Autoencoder, dan Isolation Forest yang
dilatih pada data jaringan yang telah diproses dan direduksi dimensinya menjadi 16
fitur yang mewakili 99,22% informasi awal. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa K-
Means Clustering memiliki keseimbangan precision dan recall, Isolation Forest
memiliki recall yang sempurna, sedangkan Autoencoder unggul dalam precision.
Data yang terdeteksi sebagai anomali akan dianalisis lebih lanjut menggunakan
LLM yang telah di-fine-tuned untuk memberikan umpan balik mengenai
keakuratan deteksi serta menjelaskan karakteristik serangan. Sebelum diproses,
data jaringan disimpulkan dan dilakukan prompt engineering. Model LLM yang
digunakan, yaitu Llama 3.1 8B Instruct, Gemma 2 9B Instruct, dan Qwen 3 8B,
menunjukkan kinerja yang sangat baik dalam membedakan data normal dan
anomali, dengan F1-score berkisar antara 0,8851 hingga 0,9399. Namun, performa
model LLM mengalami penurunan saat mengklasifikasikan jenis serangan, yang
ditandai dengan nilai macro-F1-score yang rendah. Hasil keseluruhan
menunjukkan bahwa penerapan LLM dapat menjadi pendukung bagi model
unsupervised learning dalam mendeteksi serangan siber, memberikan penjelasan
yang lebih komprehensif serta rekomendasi aksi yang sesuai.