digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Odelia Malika Alya
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Guguran serasah maupun hasil pemangkasan yang berasal dari sistem agroforestri tanaman kopi dan pinus dapat dimanfaatkan sebagai sumber masukan unsur hara melalui proses dekomposisi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis laju dekomposisi serasah kopi dan pinus serta hubungannya dengan faktor mikroklimat dan perubahan unsur hara tanah selama proses dekomposisi. Pengambilan data dilakukan selama 3 bulan di 16 titik pada Kawasan Agroforestri Kopi Desa Mekarmanik, Jawa Barat. Setiap bulannya, dilakukan pencuplikan satu kantung serasah kopi dan pinus serta faktor mikroklimat (kerapatan kanopi, suhu tanah, pH tanah, kelembapan tanah, suhu udara, kelembapan udara dan intensitas cahaya). Pada bulan ke-0 dan ke-3 dilakukan pengambilan sampel tanah untuk diuji kandungan C-Organik (%) dan N-Total (%). Untuk menganalisis hubungan laju dekomposisi dengan faktor mikroklimat dilakukan uji Pearson Correlation Test, Multiple Linear Regression dan Principal Component Analysis. Sedangkan analisis perubahan kandungan unsur hara tanah selama proses dekomposisi diuji menggunakan Paired Sample t-Test. Nilai laju serasah kopi 1,21 g/bulan sedangkan serasah pinus 0,79 g/bulan. Hasil analisis menunjukkan bahwa, laju dekomposisi serasah kopi dipengaruhi oleh suhu udara (r = 0,563), sedangkan serasah pinus dipengaruhi oleh intensitas cahaya (r = 0,551) dan suhu udara (r = 0,529). Model regresi terbaik untuk laju dekomposisi kopi adalah Y= -1,430 – 0,015 (D) + 0,310 (PH) + 0,064 (Ts) – 0,0000417 (LI) – 0,0261 (RHa) + 0,108 (Ta) dengan R² = 0,488, sedangkan untuk laju dekomposisi serasah pinus adalah Y= -0,340 + 0,0094 (RHs) – 0,243 (PH) – 0,106 (Ts) + 0,0000242 (LI) + 0,164 (Ta) dengan nilai R² = 0,522. Setelah serasah terdekomposisi, terjadi perubahan yang signifikan pada kandungan %C-Organik tanah (Sig=0,006), sedangkan kandungan %N-Total tanah tidak menunjukkan perubahan signifikan (Sig=0,758).