digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Menurut OECD-FAO, pada tahun 2016 Indonesia tergolong sebagai sepuluh besar negara penghasil produk agrikultur terbanyak di dunia. Salah satu sektor agrikultur di Indonesia yang menjadi penyokong terbesar adalah sektor perikanan tambak (akuakultur). Sayangnya, sektor akuakultur di Indonesia sering mengalami inefisiensi dan inefektivitas proses kerja di industrinya. Mengakuisisi teknologi terbaru dapat menjadi solusi dalam memberikan peningkatan performa efektivitas dan efisiensi di sektor akuakultur di Indonesia. Namun, akuisisi penggunaan teknologi di perindustrian tersebut sangat lambat akibat kurangnya edukasi teknologi, yang dimiliki oleh para pelaku bisnisnya. Bekerja sama dengan sebuah perusahaan produsen teknologi akuakultur bernama EFishery, riset ini akan mengacu pada perusahaan tersebut dalam menilai dan menguji proses transfer teknologi yang mereka jalani. Riset ini disajikan dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Dalam prosesnya, riset ini menggunakan dua cara pengambilan data, yaitu wawancara dan observasi lapangan. Untuk mendapatkan validitas yang cukup, dilakukan teknik triangulasi pada data yang didapatkan. Dengan merujuk pada tiga framework yang berbeda, ditemukan beberapa faktor yang belum efektif dalam proses transfer teknologi yang EFishery lakukan. Riset ini juga menunjukkan adanya dua faktor signifikan dalam intervensi transfer teknologi, kedua faktor tersebut adalah fleksibilitas dari produsen dan partisipasi aktif dari para pengguna teknologi yang bersangkutan. Pada konklusinya, riset ini diharapkan dapat menjadi sebuah bahan evaluasi terhadap proses transfer teknologi yang terjadi di sektor akuakultur di Indonesia terutama yang dijalankan oleh EFishery PTE LTD.