2018_TA_PP_KEVIN_HORASIO_1-COVER.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_KEVIN_HORASIO_1-BAB_I.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_KEVIN_HORASIO_1-BAB_III.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_KEVIN_HORASIO_1-BAB_IV.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_KEVIN_HORASIO_1-BAB_V.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
2018_TA_PP_KEVIN_HORASIO_1-PUSTAKA.pdf
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Erlin Marliana Effendi
» Gedung UPT Perpustakaan
Wilayah negara yang luas dan terbuka mengakibatkan Indonesia sangat rawan terhadap pelanggaran wilayah terutama laut dan udara yang dilakukan oleh negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) merencanakan beberapa pembangunan pangkalan udara (lanud) di perbatasan Indonesia. Salah satunya berada di pulau Saumlaki yang berbatasan langsung dengan Australia dan saat ini hanya terdapat satuan radar pada pulau tersebut. Pembangunan infrastruktur lanud di dekat perbatasan bertujuan untuk mengantisipasi jika terjadi sebuah ancaman udara. Ancaman udara terkait dengan infrastuktur yang berada di darat khususnya lanud adalah ancaman dari serangan pengeboman. Strategi pertahanan udara pada pulau Saumlaki dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran alat utama sistem senjata (alutsista) yang dibutuhkan di lanud tersebut dalam mengantisipasi serangan pengeboman dari udara.
Pada penelitian ini, pihak musuh menggunakan pesawat Boeing F/A-18 Super Hornet Royal Australian Air Force (RAAF) yang berperan sebagai sweeper dan bomber. Penggunaan Sweeper bertujuan untuk mengawal bomber apabila terjadi ancaman untuk menggagalkan skenario pengeboman terhadap lanud Saumlaki. Pengujian strategi merespon serangan tersebut dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Extended Air Defense Simulation (EADSIM) dengan variasi jumlah pesawat F-16 Block 15 OCU, pertimbangan pemakaian radar pada pesawat, dan waktu respon setelah terdeteksi terjadinya ancaman.
Keberhasilan misi untuk mempertahankan lanud Saumlaki secara signifikan dipengaruhi oleh variasi jumlah pesawat yang dipakai dalam merespon serangan. Sementara pengaruh pemakaian radar pada pesawat atau opsi mengganti radar dengan jangkauan deteksi yang lebih jauh berpengaruh terhadap kemampuan pesawat teman untuk mendeteksi musuh terlebih dahulu sebelum musuh mendeteksi pesawat teman. Penentuan waktu respon yang tepat berfungsi untuk mengugurkan musuh sesaat setelah memasuki wilayah Indonesia, dimana pada waktu respon tertentu lokasi pertempuran tepat terjadi sesaat setelah pesawat memasuki wilayah udara Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB