digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Tugas Akhir ini menyajikan teknik untuk menganalisis perubahan topografi puncak Gunungapi Agung akibat erupsi, khususnya mengenai morfologi kawah dan tutupan abu vulkanik, dengan data Sentinel-1A. Gunungapi Agung adalah gunung api tipe komposit yang terletak di Provinsi Bali (Indonesia). Setelah tertidur sekitar 50 tahun, Gunungapi Agung memasuki fase letusan baru pada akhir tahun 2017. Fase erupsi diawali oleh aktivitas fumarol pada awal November 2017 dan diikuti oleh erupsi freatik pada 21 November 2017. Tak lama setelah itu, terjadi erupsi magmatik pada tanggal 25 November 2017, 24 Desember 2017, 11 Januari 2018, 11 Maret 2018, 28-29 Juni 2018, dan 2 Juli 2018. Rencana mitigasi diperlukan untuk mencegah adanya korban jiwa. Oleh karena itu, penelitian ini diajukan untuk membantu dalam pengambilan keputusan, terutama untuk memetakan bahaya pada daerah puncak gunung tersebut. Untuk memahami perubahan morfologi yang terkait dengan erupsi, digunakan teknik pendeteksi perubahan topografi berdasarkan data inderaja Synthetic Aperture Radar (SAR). Metode Polarimetric Decomposition dipilih untuk mendeskripsikan sifat permukaan Gunungapi Agung berdasarkan intensitas backscattering (hamburan balik) pada citra SAR. Analisis didasari oleh parameter entropy (H) dan alpha angle (α). Selain itu, citra Sentinel 2 juga digunakan sebagai klarifikasi terhadap hasil Polarimetric Decomposition. Hasil dari metode ini menunjukkan bahwa perubahan topografi pada puncak Gunungapi Agung terjadi karena adanya material vulkanik baru (lava dan fumarol) di dalam dan di luar kawah Gunungapi Agung. Aliran lava umumnya terdistribusi pada sebelah timur dalam kawah dengan rata-rata sebanyak 20.251 ha. Sementara itu, fumarol terdistribusi pada sebelah utara dalam kawah dengan rata-rata sebanyak 13.216 ha. Variasi pada persebaran material vulkanik dapat mendeskripsikan fase erupsi Gunungapi Agung.