digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Peningkatan jumlah penduduk umumnya diikuti oleh peningkatan volume limbah cair yang harus diolah. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berperan penting dalam mengurangi pencemaran lingkungan akibat pembuangan limbah cair ke badan air. Namun demikian, proses pengolahan limbah cair juga diketahui sebagai salah satu sumber emisi gas rumah kaca (GRK), termasuk karbon dioksida (CO?), metana (CH?), dan dinitrogen oksida (N?O). IPAL X merupakan instalasi pengolahan limbah cair skala perkotaan yang pada tahun 2023 telah melayani 2.699.205 penduduk ekuivalen (PE). Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.695.720 PE (61,7%) terhubung dengan jaringan perpipaan air limbah kota, sementara 1.051.180 PE (38,3%) masih menggunakan sistem pengolahan setempat. Dengan kapasitas pengolahan sebesar 8.600 m³ per hari, IPAL X berpotensi menghasilkan emisi GRK yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi jejak karbon yang dihasilkan dari setiap unit pengolahan air limbah domestik pada IPAL X yang beraada di Jakarta Selatan. Metode yang digunakan adalah Life Cycle Assessment (LCA) dengan batasan sistem gate to grave. Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak OpenLCA. Hasil analisis menunjukkan bahwa unit Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) merupakan kontributor terbesar terhadap jejak karbon. Setiap 1 m³ air limbah yang diolah pada unit ini menghasilkan jejak karbon sebesar 0,215 kg CO?-eq, yang terdiri atas 0,148 kg CO?-eq dari konsumsi energi listrik terutama untuk pengoperasian blower dan 0,067 kg CO?-eq dari proses degradasi senyawa organik menjadi CO? serta emisi N?O yang dihasilkan dari proses denitrifikasi.