Waktu dekoherensi pada interferometer akibat derau kuantum dari partikel
graviton primordial telah dikaji dalam konteks keadaan kuantum awal yang
memenuhi kondisi ketidakpastian minimum. Kajian ini bertujuan untuk
mengevaluasi efektifitas metode deteksi tidak langsung partikel graviton
berdasarkan waktu dekoherensinya. Interferometer yang digunakan adalah
The Michelson equal-arm. Interferometer tersebut diasumsikan berada dalam
lingkungan kosmologis yang mengandung gelombang gravitasi yang berasal
dari era awal alam semesta. Apabila gelombang gravitasi ini dikuantisasi
dalam bentuk graviton, maka akan terjadi interaksi antara graviton dan inter-
ferometer yang dapat memicu terjadinya proses dekoherensi. Keberadaan
dekoherensi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai indikasi tidak langsung atas
eksistensi partikel graviton, dengan syarat bahwa waktu dekoherensi yang
dihasilkan tidak berlangsung terlalu lama. Keadaan kuantum awal dari
graviton primordial yang memenuhi kondisi ketidakpastian minimum, dapat
berupa keadaan terbelit antar mode polarisasi. Dalam bentuk yang lebih
umum, keadaan ini dapat berupa superposisi antara vakum dan keadaan
terbelit. Jika ditinjau dari salah satu mode polarisasi, keadaan-keadaan
kuantum tersebut akan membentuk matriks densitas yang mengandung
elemen diagonal maupun non-diagonal. Melalui analisis teoritik, diperoleh
bahwa waktu dekoherensi maksimum pada interferometer adalah sekitar 20
detik apabila keadaan awal graviton tidak memiliki elemen non-diagonal.
Sebaliknya, jika keadaan awalnya mengandung elemen non-diagonal, maka
waktu dekoherensi meningkat secara signifikan hingga mencapai orde ? 109
detik. Temuan ini menunjukkan bahwa metode deteksi tidak langsung partikel
graviton melalui efek dekoherensi tetap efektif, selama keadaan awal graviton
primordial tidak memiliki elemen non-diagonal dalam matriks densitasnya.
Perpustakaan Digital ITB