digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - FIRSHANDA ALVYANITA
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Firshanda Alvyanita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Firshanda Alvyanita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Firshanda Alvyanita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Firshanda Alvyanita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Firshanda Alvyanita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Firshanda Alvyanita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Firshanda Alvyanita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Firshanda Alvyanita
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Solar Proton Event (SPE) merupakan peristiwa melonjaknya fluks atau intensitas pro ton dari partikel energetik Matahari (Solar Energetic Particle / SEP). Partikel energe tik Matahari berasal dari partikel yang dihasilkan dari mekanisme percepatan. Pada studi-studi yang sudah dilakukan, mekanisme percepatan partikel energetik Matahari diyakini berkaitan dengan fenomena eruptif di Matahari yaitu ledakan Matahari (flare) dan lontaran massa korona (CME). SPE memiliki dampak besar pada cuaca antariksa, yang dapat mengakibatkan gangguan pada magnetosfer Bumi atau terjadinya badai ge omagnetik. Oleh karena itu, diperlukan studi mengenai parameter-parameter dari flare dan CME yang dapat memengaruhi SPE. Hal ini dapat digunakan untuk mengetahui asal-usul partikel energetik, mekanisme percepatan partikel, dan propagasinya di ruang antarplanet menuju ke Bumi. Pada tugas akhir ini, digunakan dataset SPE pada siklus Matahari ke-24 (2009 2019) yang berjumlah 99 SPE dengan fluks maksimum proton lebih dari 1 pfu. Dataset ini terdiri dari data parameter SPE dan juga fenomena eruptif yang terkait dengan SPE (flare dan CME). Dari dataset tersebut, dilakukan distribusi pada data untuk melihat karakteristik SPE pada siklus ke-24, dilakukan juga analisis statistik yaitu regresi linear, korelasi pearson, dan principal component analysis (PCA) untuk mengetahui korelasi antar parameter. Setelah itu, dilakukan analisis beberapa SPE yang merupakan outlier dari hasil analisis statistik untuk dianalisis parameter lain yang terlibat. SPEpada siklus ke-24 didominasi oleh gradual SPE dengan fluks proton yang cen derung rendah. Dari hasil analisis statistik, diperoleh bahwa kecepatan CME menjadi parameter yang paling berkorelasi dengan parameter SPE, terutama fluks maksimum proton. Hasil analisis kasus SPE juga menemukan pengaruh yang kuat dari gelombang kejut yang dihasilkan dari CME terhadap SPE.