Distribusi produk farmasi merupakan bagian krusial dalam sistem mutu industri
farmasi. Di Indonesia, kondisi iklim tropis dan tantangan logistik menuntut
adanya studi validasi pengiriman yang terstandarisasi. Mutu produk farmasi harus
terjaga secara konsisten sepanjang rantai pasok, termasuk selama proses
transportasi yang seringkali menghadapi tantangan berupa kondisi lingkungan
yang tidak terkendali. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi stabilitas
berbagai bentuk sediaan farmasi non-rantai dingin meliputi sediaan solid, likuid,
semisolid, dan suppositoria. Penelitian dilakukan dengan pendekatan
eksperimental menggunakan skenario distribusi selama 23 hari ke distributor di
Kota Manado menggunakan jalur darat dan jalur laut sebagai worst-case
destination. Produk yang dikirimkan diuji sebelum dan sesudah pengiriman sesuai
spesifikasi produk jadi yang telah divalidasi oleh industri farmasi PT. UVW
berdasarkan masing-masing bentuk sediaan. Selama proses distribusi, pemantauan
suhu dilakukan secara kontinu menggunakan data logger yang diletakkan di
dalam kontainer pengiriman. Suhu maksimum selama pengiriman tercatat
38.90?°C dan minimum 25.80?°C dengan nilai mean kinetic temperature adalah
31.780 °C. Produk dengan bentuk sediaan suppositoria menunjukkan
ketidaksesuaian berupa deformasi fisik yakni parameter panjang suppositoria dan
penurunan parameter kadar yang mendekati batas bawah spesifikasi mutu. Hal ini
mengindikasikan ketidakstabilan suppositoria selama proses distribusi sedangkan
sediaan solid, likuid, dan semisolid tidak ditemukan adanya degradasi kualitas
yang signifikan. Studi ini menegaskan pentingnya pendekatan berbasis risiko
dalam perancangan sistem distribusi, termasuk pemilihan kemasan, moda
transportasi, dan strategi kontrol lingkungan yang disesuaikan dengan
karakteristik sediaan.
Perpustakaan Digital ITB