digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP YULIM HIDAYAT 1.pdf


Bermula dari kebutuhan akan infrastruktur yang bersifat skalabel, jaringan Peer-to-Peer (P2P) kian hari kian populer. Lebih jauh lagi, mulai dikembangkanlah jaringan P2P tidak terpusat yang tidak memerlukan server pusat sehingga terbebas dari single point of failure. Walaupun bersifat skalabel dan sudah terbebas dari single point of failure, jaringan P2P tidak terpusat masih menghadapi beberapa masalah baru seperti sifat dinamis dari jaringan, serta bagaimana mendistribusikan dan melakukan pencarian data di dalam jaringan yang biasanya dilakukan oleh server. Beberapa protokol pencarian yang memanfaatkan algoritma DHT pun kemudian dibuat untuk mengatasi masalahmasalah tersebut. Algoritma DHT adalah algoritma pondasi dari jaringan P2P yang membuat informasi dapat didistribusikan dan proses pencarian dapat dilakukan. Dengan adanya protokol DHT, jaringan P2P dapat mengatasi masalah kedinamisan jaringan, sekaligus dapat mendistribusikan data-data yang dimilikinya secara mandiri dan melakukan proses pencarian terhadap data-data tersebut dengan lebih efisien. Kenyataan tersebut menjadikan protokol DHT sangat menarik untuk dikaji. Pada tugas akhir ini akan dibandingkan dua buah protokol DHT, yaitu Chord dan OneHop, untuk dicari tahu mana yang memiliki kinerja lebih baik, juga untuk mengetahui taraf pentingnya parameter-parameter serta nilai dari tiap-tiap parameter yang akan menghasilkan performa terbaik dan terburuk untuk masing-masing protokol pada suatu nilai lebar pita tertentu; di mana kesemuanya itu dilakukan pada jaringan yang bersifat intensif pencarian. Kesimpulan yang diperoleh dari tugas akhir ini yaitu OneHop memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan Chord ketika digunakan pada jaringan yang bersifat intensif pencarian. Kekurangan OneHop dibandingkan Chord hanya satu yaitu lebar pita minimum yang diperlukan untuk OneHop lebih besar dibandingkan Chord. Secara umum dalam kondisi intensif pencarian, parameter Chord yang lebih dominan untuk diatur adalah parameter yang berhubungan dengan tabel jari (basis dan tfinger), dibandingkan parameter yang berhubungan dengan daftar penerus (tsucc dan nsucc). Sedangkan untuk OneHop, parameter yang paling dominan adalah interval ping/agregasi (tstab), diikuti oleh jumlah irisan (nslices) di tempat kedua dan parameter jumlah unit (nunit) di posisi terakhir. Dan dari proses perkiraan nilai tiap-tiap parameter yang akan menghasilkan performa terbaik dan terburuk pada suatu nilai lebar pita tertentu didapatkan hasil yang mendukung analisis sebelumnya mengenai pemeringkatan parameter.