Penelitian ini berfokus pada pengembangan metode pelacakan dan deteksi anomali
kapal dalam sistem multi-sensor untuk meningkatkan command and control serta
situational awareness dalam operasi maritim. Dengan meningkatnya volume dan
kompleksitas data yang dihasilkan oleh sensor seperti radar, AIS, dan TDL,
tantangan utama adalah memproses data secara efisien dan efektif untuk
mendukung pengambilan keputusan yang cepat dan akurat. Penelitian ini
mengusulkan tiga komponen utama untuk mendukung situational awareness dalam
operasi maritim. Pertama, pengembangan metode ECMAT untuk pelacakan data
radar maritim, yang memanfaatkan filter ketetanggaan grid untuk meningkatkan
efisiensi waktu pelacakan. Metode ini terbukti lebih efisien dibandingkan dengan
metode lain seperti PHD dan DBSCAN+GNN, dengan waktu pelacakan hanya 6
detik untuk 10.000 data, sementara PHD dan DBSCAN+GNN memerlukan waktu
yang jauh lebih lama, yakni masing-masing 2.312 detik dan 729 detik. Dalam hal
akurasi, ECMAT mencatatkan nilai GOSPA terbaik dalam tiga skenario uji,
termasuk pertemuan dua target di laut, pergerakan target bermanuver, dan dua
target berlayar bersilangan. Kedua, penelitian ini mengusulkan penerapan metode
FCTAF untuk meningkatkan efektivitas clustering dan efisiensi waktu asosiasi data
sensor. Algoritma FCTAF dapat memproses 4.000 data per sensor dalam waktu 1
detik, lebih cepat daripada DBSCAN yang hanya berhasil memproses 100 data
dengan waktu yang tidak masuk akal. Pendekatan berbasis centroid dan mekanisme
change-member dalam FCTAF memungkinkan penanganan lebih baik terhadap
target berdekatan yang dideteksi oleh sensor yang sama, mengatasi kelemahan
DBSCAN yang tidak dapat mengontrol perkembangan cluster dengan baik. Ketiga,
penelitian ini mengembangkan metode deteksi anomali AIS untuk mendeteksi
berbagai jenis anomali, seperti anomali status navigasi, no-pairs, dan update rate,
dengan menggunakan aturan IMO dan fusi data sensor. Sistem ini berhasil
mendeteksi anomali pada skenario penyalahgunaan data AIS di dunia nyata, seperti
spoofing, rendezvous, duplikasi MMSI, dan AIS switch on/off.