digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sistem kendali otomatik pada pesawat tempur memiliki fungsi untuk membantu pilot dalam melakukan manuver, selain itu juga berfungsi untuk meningkatkan kestabilannya. Salah satunya adalah sistem kendali penjejakan akselerasi vertikal yang berfungsi untuk menjejak perintah akselerasi vertikal yang diberikan oleh pilot. Penelitian ini akan menerapkan salah satu teknik kendali optimal Linear Quadratic Regulator (LQR) dalam perancangan sistem kendali penjejakan vertikal untuk pesawat tempur F-16. Pada penelitian ini model longitudinal pesawat tempur F-16 dalam bentuk state space digunakan sebagai dasar untuk perancangan sistem kendali tersebut. Sistem kendali yang dirancang akan diintegrasikan dalam 2 struktur lingkar kendali, yaitu lingkar kendali yang langsung menjejak akselerasi vertikal dan lingkar kendali bertingkat di mana rangkaian kendali luar menargetkan penjejakan akselerasi vertikal dan rangkaian kendali dalam mengatur penjejakan laju sudut angguk. Efektivitas sistem kendali ini akan diuji melalui simulasi dengan variasi pemberian sinyal perintah akselerasi vertikal. Pengukuran dari kemampuan sistem kendali yang dirancang adalah mencari nilai Root Means Square (RMS) dari selisih hasil penjejakan terhadap perintahnya. Pengukuran juga akan dilakukan pada kebutuhan input sistem dinamiknya dalam menjejak perintah akselerasi vertikal dengan mencari nilai RMS total input sistem. Pengukuran yang lain yang dilakukan adalah mencari nilai steady state error hasil penjejakan, yaitu seberapa besar selisih nilai akhir penjejakan terhadap perintah yang diberikan. Hasil keseluruhan simulasi menunjukkan bahwa dengan pemberian 2 variasi sinyal perintah yaitu step dan doublet menghasilkan tren yang sama, yaitu RMS selisih penjejakan yang lebih kecil dan steady state error yang lebih mendekati nilai 0 pada lingkar kendali langsung dan RMS total input sistem yang lebih besar jika dibandingkan lingkar kendali bertingkat. Hal ini menunjukkan bahwa pada lingkar kendali langsung, sistem kendali lebih mampu menjejak perintah akselerasi vertikal dibandingkan dengan lingkar kendali bertingkat, walaupun membutuhkan usaha input sistem yang lebih besar.