digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Perkembangan teknologi yang pesat dalam bidang komunikasi tidak disertai dengan teknologi yang fokus dalam mengamankan proses komunikasinya. Tidak sedikit orang yang merasa ketakutan bila alat komuniksinya ada pihak ketiga yang tidak diinginkan. Banyak tekonolgi komunikasi yang menawarkan produk pengaman komunikasi. Namun, tidak ada yang dapat menjamin dan mengendalikan keamanan dari komunikasi tersebut. Hal inilah yang menjadi titik, perangkat atau jaringan komunikasi suara belum terjamin keamanannnya sehingga pengguna masih beresiko mengalami serangan spyware atau malware. Teknologi saat ini banyak yang menawarkan pengamanan informasi dengan penggunaan end-to-end encryption.Namun, tidak dapat ada yang menjamin bahwa adanya kemungkinan proses manipulasi data atau penyisipan data tambahan yang dapat merusak informasi. Sehingga, penting dalam sebuah perangkat atau jaringan komunikasi untuk dapat mengidentifikasi seluruh data informasi yang dikirimkan supaya tidak ada sisipan atau manipulasi data dari pihak ketiga. Selain itu, informasi seperti batas-batas dari aliran data informasi yang dikirimkan serta waktu pengiriman data juga perlu diperhatikan. Sistem yang didesain melakukan proses pengamanan suara dengan melakukan pengacakan suara dalam domain frekunesi. Setelah dilakukan pengacakan suara, ditambahkan nada DTMF (Dual-Tone Multi Frequency) yang akan ditransmisikan kepada perangkat pengaman milik lawan bicara. Pada perangkat yang sama, sebagai receiver, merupakan hal yang penting untuk memiliki sistem yang dapat melakukan deteksi DTMF untuk berhasil membaca aliran data hasil pengacakan yang ditransmisikan. Sistem pendeteksi DTMF memerlukan batas waktu atau penanda bahwa DTMF dapat dideteksi. Dikarenakan kebutuhan tersebut, diperlukan sebuah sistem untuk melakukan frame synchronization untuk memberikan penanda bagi sistem deteksi DTMF untuk memproses. Frame Synchronization merupakan salah satu proses yang penting untuk dilakukan karena memungkinkan perangkat atau jaringan penerima untuk mengidentifikasi waktu aliran data diterima atau batas-batas.frame aliran data yang diterima. Pada paper ini akan berfokus pada penggunaan in-phase quadrature demodulator dengan meanmabahkan skema deteksi atau marker dalam proses frame synchronization untuk menentukan batas-batas aliran data DTMF yang diterima. Selain itu, dalam mendukung proses yang dilakukan receiver dalam menerjemahkan key yang diterima, dibutuhkan sebuah proses DTMF encoder untuk memproses dan mengomparasi hasil perhitungan goertzel dan mengirimkan data key tersebut kepada proses descrambling. Proses frame synchronization yang didesain terbagi menjadi dua blok, yang pertama adalah proses kalkulasi yang menggunakan in-phase quadrature demodulator berdasarkan QPSK receiver. Kemudian ada blok deteksi untuk mengolah hasil perhitungan dan mencari kondisi yang sesuai. Proses DTMF encoder didesain untuk melakukan proses komparasi terhadap nilai input yang diterima. Proses komparasi dilakukan sesuai dengan grup frekuensi DTMF baik low ataupun high yang setelahnya akan dilakukan proses isak?fitnedidengan menggunakan skema representasi DTMF menjadi 3-bit yang ditentukan. Sistem yang didesain berjalan sesuai yang diharapkan meskipun terdapat perbedaan dalam proses perhitungan yang tidak mempengaruhi proses pendeteksian. Proses pendeteksian yang dilakukan memakan waktu 60 ms dengan pergeseran deteksi sebesar 5 batch. DTMF Encoder berhasil memberikan output 24 bit yang merupakan representasi 8 nada DTMF yang dideteksi.