digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan

Tongkat penuntun adaptif adalah alat bantu navigasi yang dirancang untuk meningkatkan kemandirian dan mobilitas penyandang tunanetra. Dalam tugas akhir ini, penulis mengembangkan dan mengimplementasikan modul pengukuran jarak, subsistem feedback, dan subsistem user interface dari sistem tongkat penuntun adaptif. Setiap komponen dirancang untuk bekerja secara sinergis dalam menyediakan informasi yang akurat, intuitif, dan mudah diakses oleh pengguna, sesuai dengan kebutuhan navigasi bagi penyandang tunanetra. Modul pengukuran jarak menggunakan sensor ultrasonik HY-SRF05 sebagai komponen utama, yang bekerja dengan mengukur waktu tempuh gelombang suara dari pemancar ke objek dan kembali ke penerima. Modul ini mampu mendeteksi jarak dalam rentang kritis 72 hingga 216 cm dengan rata-rata kesalahan sebesar 1,37%. Pada jarak minimum 72 cm, kesalahan pengukuran hanya sebesar 0,77%, sementara pada jarak maksimum 216 cm, kesalahan tetap rendah, yaitu 1,22%. Data jarak yang diperoleh diproses oleh Raspberry Pi Zero 2W, yang berfungsi sebagai mikrokontroler utama. Keandalan sensor ini memastikan bahwa modul dapat beroperasi secara stabil di berbagai kondisi lingkungan. Subsistem feedback dirancang untuk memberikan notifikasi kepada pengguna mengenai keberadaan objek atau hambatan di sekitar mereka. Feedback diberikan melalui dua metode utama, yaitu audio dan getaran. Feedback audio disampaikan melalui earphone nirkabel yang terhubung ke Raspberry Pi Zero 2W menggunakan Bluetooth. Sistem audio ini menghasilkan bunyi beep dengan frekuensi yang meningkat seiring dengan jarak objek yang semakin dekat, menyerupai sistem sensor parkir. Sistem ini dirancang untuk beroperasi pada intensitas suara yang aman, yaitu 65–80 dB, guna memastikan kenyamanan pengguna sekaligus menjaga pendengaran mereka dari paparan suara berlebih. Di sisi lain, feedback getaran menggunakan modul getar yang intensitasnya dikontrol menggunakan sinyal Pulse Width Modulation (PWM). Intensitas getaran meningkat secara dinamis seiring dengan jarak objek yang semakin mendekat, memberikan informasi taktil yang mudah dipahami oleh pengguna. Kombinasi kedua metode ini memberikan fleksibilitas kepada pengguna untuk memilih jenis feedback yang sesuai dengan preferensi dan kondisi lingkungan, seperti di tempat bising atau situasi yang memerlukan kepekaan lebih tinggi. Subsistem user interface bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam pengoperasian sistem oleh pengguna tunanetra. Sistem ini menggunakan empat push button yang dirancang untuk mengelola fungsi utama alat, seperti menyalakan dan mematikan perangkat, memilih mode feedback, serta mengaktifkan atau menonaktifkan deteksi objek. Tombol-tombol ini terhubung ke GPIO Raspberry Pi dan diprogram dengan fitur debouncing untuk memastikan akurasi deteksi input, menghindari pengaktifan ganda yang tidak ii diinginkan. Posisi fisik tombol dirancang secara ergonomis untuk mempermudah pengguna dalam mengoperasikan perangkat, bahkan tanpa bantuan visual. Proses implementasi melibatkan integrasi modul pengukuran jarak, subsistem feedback, dan subsistem user interface ke dalam satu sistem yang terhubung secara efisien. Pengujian sistem dilakukan untuk mengevaluasi kinerja masing-masing subsistem dan keseluruhan sistem dalam kondisi nyata. Hasil pengujian menunjukkan bahwa modul pengukuran jarak memiliki tingkat akurasi tinggi di seluruh rentang jarak kritis. Subsistem feedback mampu memberikan notifikasi audio dan getaran yang sesuai dengan jarak objek. Selain itu, subsistem user interface menunjukkan respons yang cepat dan andal terhadap masukan pengguna, mendukung navigasi yang intuitif dan efektif. Dengan hasil yang dicapai, tongkat penuntun adaptif ini diharapkan dapat menjadi solusi yang inovatif dan aplikatif bagi penyandang tunanetra. Sistem ini tidak hanya mendukung mobilitas dan kemandirian pengguna, tetapi juga membuka peluang untuk pengembangan lebih lanjut pada bidang teknologi.