Sistem interkoneksi transmisi hybrid 150 kV Sumatera Selatan-Muntok, digunakan
kombinasi berbagai media transmisi yang mencakup 25,7 km saluran transmisi
udara, 3,937 km kabel bawah tanah, dan 36,1 km kabel bawah laut. Dengan total
panjang 65,76 km, sistem ini mengadopsi sistem proteksi autoreclose adaptif yang
mengandalkan sistem Traveling wave Fault Location (TWFL) dan terintegrasi
dengan relay 87L (line current differential relay). Fungsi autoreclose dinonaktifkan
jika terjadi ganguan pada segmen kabel bawah tanah/laut (USC/UGC) karena
tingginya kemungkinan bahwa terjadinya gangguan yang terjadi adalah gangguan
permanen, yang merusak lapisan isolasi kabel. Sedangkan pada segmen Overhead
Line (OHL) sebagian besar gangguan merupakan gangguan temporer. Sehingga
aktifasi fungsi auto reclosing hanya pada segmen Overhead Line (OHL). Thesis ini
mengeksplorasi metode untuk meningkatkan akurasi TWFL dalam penentuan lokasi
gangguan melalui analisis data operasional dan switching event. Penelitian ini
menekankan bahwa akurasi sistem sangat bergantung pada kecepatan respons relay
proteksi serta pengoptimalan setting traveling wave line propagation time (TWLPT)
and traveling wave cable propagation time (TWCPT). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan pengaturan ulang TWLPT &TWCPT sebesar 344,5 ?s
dan 3,048 ?s, error pembacaan jarak gangguan dapat dikurangi menjadi 0,085%
atau sekitar ±56 meter. Hal ini mengindikasikan bahwa prosedur analisis berbasis
fine-tuning numerik dari data operasional dapat secara signifikan meningkatkan
presisi fault locator, mengurangi tingkat error dari 11,81% menjadi 0,085%.